Resiko Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Kalisat Jember

Abstract

Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban dari jalan lahir sebelum ada tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya asfiksia neonatorum karena akibat dari adanya penekanan pada tali pusat di dalam kandungan sehingga bayi mengalami gangguan pertukaran O2 dan berlanjut menjadi asfiksia. Tujuan penelitian mengetahui ada resiko kejadian asfiksia neonatorum pada ketuban pecah dini di Rumah Sakit Kalisat Jember. Desain penelitian analisis korelasi dengan pendekatan case control, jumlah sampel 69 responden menggunakan data sekunder rekam medik RS Kalisat Jember bulan Oktober - Desember 2017 dan dianalisa dengan uji chi square, Koefisien Kontingensi dan odd ratio. Hasil penelitian terdapat 42,02% ketuban pecah dini dan bayi yang mengalami asfiksia sebesar 31,88%. Analisa menggunakan chi square didapatkan X2 hitung sebesar 20,987 > X2 tabel sebesar 3,841 dan Koefisien Kontingensi 0,483 artinya ada hubungan yang cukup kuat. Analisa menggunakan odd ratio didapatkan nilai 14,727 artinya ada resiko (efek negatif). Kesimpulan ada hubungan antara ketuban pecah dini dengan asfiksia neonatorum dan ada resiko kejadian asfiksia neonatorum pada ketuban pecah dini Sebaiknya bagi tenaga kesehatan di rumah sakit untuk melakukan pelayanan dan perawatan yang konservatif pada ibu bersalin yang mengalami ketuban pecah dini sehingga dapat mengurangi resiko terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir.   Key words: Resiko Kejadian Asfiksia, Ketuban Pecah Dini