DEMOKRATISASI RUMAH TANGGA: DARI SUBYEK MENUJU SIFAT KEPEMIMPINAN

Abstract

Artikel ini bersumber dari penelitian kepustakaan dengan menggunakan pendekatan kronologis dan tematik yaitu melihat perkembangan pemikiran para penafsir klasik dan kontemporer terhadap pemaknaan kata qawwam sebagai pemimpin. Tujuan artikel ini adalah membaca ulang tentang demarkasi publik dan domestik berdasarkan gender. Penulis berargumen bahwa problem pemaknaan kepemimpinan rumah tangga harus bergerak dari  topik “subyek”, di mana selama ini kajian dan diskusi berkutat, menuju “sifat” kepemimpinan. Memperebutkan siapa yang harus menjadi pemimpin keluarga antara suami atau istri sesungguhnya semakin mempertajam demarkasi publik dan domestik. Idealnya, karakteristik kepemimpinan harus menjadi dasar utama sehingga baik laki-laki ataupun perempuan bisa saja memegang posisi itu jika syarat-syarat dan ketentuan terpenuhi oleh masing-masing mereka. Pemimpin keluarga dengan demikian terumuskan atas dasar pertimbangan "apa yang harus dilakukan" bukan "siapa melakukan apa" demi terciptanya apa yang dinamakan dengan demokratisasi keluarga.Kata Kunci: Domestik, Gender, Ibu Rumah Tangga, Kepemimpinan Keluarga, Kesalingan, Public, Sifat Kepemimpinan