Neologisasi dalam Bahasa Arab

Abstract

Realitas dominasi dan penjajahan Barat terhadap sebagian besar negara-negara Arab dan dunia Islam pada umumnya mengkibatkan timbulnya perasaan rendah diri bagi sebagian umat Islam dan penutur bahasa Arab. Muncul suara-suara sumbang di tengah penutur bahasa Arab sendiri, khususnya mereka yang sedang menekuni bahasa-bahasa Eropa ingin mereformasi bahasa Arab fusha. Mereka menganggap bahasa Arab fusha sudah tidak sanggup lagi bertahan hidup dan bersaing di tengah perkembagan ilmu dan teknologi. Mereka juga menganggap bahwa bahasa Arab fusha sebagai bahasa abad pertengahan yang sudah tidak layak lagi dipertahankan pada era moderen sekarang ini. Bahasa Arab fusha adalah bahasa klasik yang sangat sulit dipelajari dan dipraktikkan dalam percakapan sehari-hari baik oleh penutur bahasa Arab itu sendiri lebih-lebih yang bukan Arab. Hal ini terikat dengan tata bahasa (grammatical) yang sangat rumit dan terpaku pada i’rab.  Para pembela bahasa Arab fusha, karena alasan keagamaan dan nasionalisme  Arab tidak dapat menerima upaya pembaharuan bahasa Arab dengan jalan mengganti huruf-hurufnya menjadi huruf latin dan menolak penggalakan bahasa amiyah. Mereka menyadari akan pentingnya upaya-upaya inovasi dan pembaharuan dalam bahasa Arab bahkan mutlak diperlukan untuk mengembangkannya agar dapat mengikuti dan berpacu seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun bentuk pembaharuan itu bukanlah dengan cara mencampakkan bahasa Arab fusha melainkan dengan melalui cara dan proses penciptaan kata atau menggunakan kata-kata lama dengan arti baru untuk mengungkapkan ide-ide dan konsep-konsep baru dalam ilmu pengetahuan dan teknologi modern melalui bahsa Arab. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembentukan kata dan istilah baru (neologisasi) dalam bahasa Arab baik berupa kata kerja (fi’il) maupun kata benda (isim). Tujuan lainnya ialah untuk menjelaskan kaidah-kaidah yang digunakan dalam neologisasi bahasa Arab. Selain itu, penulis juga akan menguraikan proses morfofonemis kata kerja (fi’il) sesuai dengan tata bahasa Arab yang dianalisis menurut teori-teori sharaf (morfologi).  Secara morfologis, proses pembentukan kata baru (neologisasi) dalam bahasa Arab yang diterapkan oleh lembaga bahasa Arab (majma’ al-lughah al-arabiyyah) adalah memalui tiga metode yaitu isytiqaq (derivasi) dari akar kata, kemudian naht yaitu kata singkatan yang merupakan gabungan dari dua kata atau lebih, dan yang terakhr ialah ta’rib yaitu kata asing yang diarabkan. Pembentukan kata bahasa Arab selalu diwarnai proses morfofonemis yang mencakup pertukaran fonem (ibdal), penghilangan fonem (tahzib) dan penambahan fonem (ziyadah).