INTERNALISASI LIVING QURAN DALAM PELESTARIAN NILAI KEAGAMAAN
Abstract
Terdapat ragam metode dan tata cara memanggil manusia agar tertarik pada panggilan ibadah. Salah satunya tradisi barzanji yang teratur dilaksanakan tiap malam Jumat selepas shalat magrib berjamaah. Jadwal teratur ini ialah praktek yang sudah berlangsung lama diprakarsai oleh para ulama selaku upaya mensyiarkan Islam. Upaya ini dalam rangka mempermudah warga dalam mempraktekkan konsep ibadah ritual ataupun sosial. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriftif analisis pada wawancara dan menggali informasi yang relevan dengan penelitian. Terdapat yang berbeda kala praktek tersebut kita bandingkan dengan apa yang universal terjalin di wilayah yang lain. Di tengah pembacaan bacaan barzanji, ada momen sakral yang diucap mahallul qiyam (asarakah), di mana para partisipan diharuskan berdiri dengan perilaku merendahkan hati. Ungkapan simbolik ini terangkum dengan hadirnya buah-buahan semacam pisang, langsat, mangga, serta rambutan, selaku salah satu bagian terutama dalam aktivitas tersebut serta buah hendak dibagikan kepada para jamaah sehabis pembacaan doa barzanji. Tetapi, yang menarik dari tradisi ini, terselip nilai-nilai simbolisasi yang membagikan kesan yang luhur kalau para ulama-ulama dulu dalam membagikan akses terbuka buat mengantarkan ajaran Islam, tidak hanya dengan metode tata cara skriptual ataupun fundamentalis, pula tidak mengabaikan apsek sosial warga yang mengitarinya, namun keduanya menyatu dalam bingkai budaya serta nilai spiritual Islam.