KONTESTASI SASTRA BACAAN LIAR DENGAN TERBITAN BALAI PUSTAKA DI HINDIA BELANDA 1917-1942
Abstract
Budaya cetak di Hindia Belanda berkembang pesat seiring dengan program pendidikan pada masa Politik Etis yang menghasilkan masyarakat terdidik. Kebutuhan bahan bacaan masyarakat terdidik tidak hanya dipenuhi oleh penerbit milik pemerintah, namun juga penerbit di luar pemerintah. Perkembangan lembaga penerbitan memicu munculnya kontestasi antara sastra yang diterbitkan di luar pemerintah (bacaan liar) dengan terbitan pemerintah (Balai Pustaka). Kajian ini bertujuan untuk menganalisis kontestasi yang terjadi antara sastra bacaan liar dengan terbitan Balai Pustaka. Metode sejarah kritis dan pendekatan ideologi, politik, serta ekonomi digunakan dalam kajian ini. Kontestasi yang muncul dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek yakni, ideologi, politik, dan ekonomi. Narasi dan kebijakan yang dikeluarkan oleh Balai Pustaka banyak terpengaruh oleh ideologi kapitalis, sedangkan bacaan liar dipengaruhi oleh ideologi sosialis dan komunis, dan hal tersebut memicu adanya pertentangan. Sementara itu, pada aspek politik Balai Pustaka lebih berfungsi mempertahankan citra baik Pemerintah Kolonial Belanda, sedangkan bacaan liar memiliki narasi berupa kritik atau pun gagasan untuk memperoleh kemerdekaan. Pada aspek ekonomi, Balai Pustaka sebagai penerbitan pemerintah mendapat subsidi, sehingga memicu banyaknya bacaan murah yang beredar di masyarakat.