PENGARUH IDE PEMBAHARUAN ABDUH DI MESIR PADA TRADISI TAFSIR DI INDONESIA: KAJIAN TERHADAP TAFSIR QUR’AN KARIM KARYA MAHMUD YUNUS

Abstract

Qur’anic Interpretation in Indonesia has been long interconnected with the tradition in the Middle East, especially in Haramayn and Egypt. Many Indonesians studied many Islamic disciplines from prominent ulama in these regions. One of them is Mahmud Yunus, who studied at Al-Azhar University, Cairo. He was influenced by the prominent ulama of Al- Azhar, i.e., M. Abduh. Abduh is famous for his thought of Islamic revivalism. This research investigates the possible influence of Abduh’s reformation thought to Mahmud Yunus Qur’anic interpretation, which called tafsir Qur’an Karim. This research employs a qualitative method with a historical approach and content analysis to analyze the data. This research shows that Mahmud Yunus is influenced significantly by Abduh’s reformation thought and can be seen from Yunus’ interpretation in his tafsir. The influence includes combating blind taqlid (unquestioning acceptance of religious thoughts), rationalizing the ‘mythical’ understanding of the Qur’anic texts, and emphasizing the belief that the Qur’an is compatible with science and the changing social reality.  Kajian tafsir di Indonesia memiliki keterkaitan yang erat dengan pemikiran tafsir di Timur Tengah. Hal ini dapat dipahami karena banyak ulama Indonesia belajar di sana terutama Haramayn dan Mesir. Salah satu ulama yang memiliki keterpengaruhan tersebut adalah Mahmud Yunus yang sempat belajar di Al-Azhar, Kairo, Mesir. Secara spesifik, Yunus banyak mengadopsi pemikiran pembaharuan dari tokohpembaharu Mesir yakni M. Abduh. Penelitian ini bermaksud menelusuri keterpengaruhan pemikiran pembaharuan Mahmud Yunus dalam karya Tafsirnya Qur’an Karim dari pemikiran pembaharuan M. Abduh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggali kajian pustakaatas naskah tafsir Mahmud Yunus dan Al-Manar dengan menggunakan analisi isi dan historis. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengaruh pembaharuan Abduh terlihat dalam penafsiran yang dilakukan oleh Mahmud Yunus dalam Tafsirnya berkaitan dengan beberapa aspek diantaranya adalah: penolakan atas taqlid, bid’ah dan khurafat, rasionalitas atas beberapa pemahaman yang bersifat mitis dan kesesuaian antara al-Qur’an dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan masyarakat.