Deskripsi Komunikasi Risiko pada Tenaga Kesehatan dalam Penanganan Covid-19

Abstract

Penggunaan informasi yang tidak akurat akibat komunikasi risiko yang tidak maksimal pada saat krisis dapat menimbulkan berbagai dampak negatif di masyarakat yang tidak nyaman, merugikan, atau menyinggung komunitas tertentu di masyarakat dan menimbulkan diskriminasi terhadap penderita Covid-19 atau bahkan keluarga dan tenaga kesehatan. Teknik deskriptif kuantitatif dan pendekatan cross-sectional. Metode kuesioner google form digunakan sebagai instrumen dalam pengumpulan data dan variabel dalam penelitian ini adalah pengembangan dari lima pilar WHO International Health Regulation (IHR). Deskripsi karakteristik responden dikategorikan ke dalam beberapa kategori. Jenis kelamin didominasi oleh perempuan dengan persentase 69,5%. Rentang usia 25-30 tahun dan 41-45 tahun dengan persentase 24,1%, diploma didominasi 69,5%. Masa kerja didominasi 8-13 tahun sebesar 32,2%. Pekerjaan didominasi oleh pensiunan/pegawai non-PNS sebesar 59,8%. Tenaga kesehatan didominasi oleh perawat dengan persentase 86,2%. Komunikasi risiko dominan memiliki kategori rata-rata dengan persentase 74,4%.. Masih terdapat risiko mispersepsi dalam penyampaian komunikasi risiko dalam penanganan Covid-19 karena jaringan komunikasi yang ada belum sepenuhnya maksimal baik dari stakeholders hingga masyarakat maupun sebaliknya, masih ada celah kosong yang harus diperbaiki. sehingga penyampaian komunikasi risiko di masa yang akan datang dapat tersampaikan dengan baik. Masyarakat perlu diintensifkan terkait edukasi, sosialisasi komunikasi risiko selama pandemi.