NAQD IBN TAIMIYAH LIL-QADHI ABDEL JABBAR FI RU'YATILLAH TA'ALA

Abstract

permasalahan melihat Allah adalah permasalahan yang sudah ada sejak permulaan masa Mu’tazilah dan masa Ahmad bin Hanbal. Permasalahan tersebut terus berlanjut sampai masa Al-Qadhi Abdul Jabbar dan Ibnu Taimiyyah. Melihat Allah adalah sebuah permasalahan akal, oleh karena itulah beberapa kelompok dan madzhab saling berbeda pendapat dalam menetapkan persoalan ini, sebagian mereka mengatakan bahwasanya Allah tidak dapat dilihat di dunia dan di akhirat dan sebagian lainnya menetapkan bahwa Allah dapat dilihat ketika di akhirat nanti. Artikel ini bertujuan untuk mengetahui hakekat permasalahan ini melalui kritik Ibnu Taimiyyah terhadap pemikiran Al-Qadhi Abdul Jabbar tentang melihat Allah dan mengetahui metode apa yang digunakan oleh keduanya.Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan memaparkan argumentasi Al-Qadhi Abdul Jabbar tentang melihat Allah dan metode analisis dengan menganalisis pemikiran Al-Qadhi Abdul Jabbar dalam permasalahan tersebut, kemudian menganalisis kritik Ibnu Taimiyyah terhadap argumentasi Al-Qadhi Abdul Jabbar tentangpermasalahan melihat Allah yang bersumber dari Al-Qur'an dan Al-HadistSetelah melakukan penelitian secara mendalam, peneliti menemukan beberapa metode yang digunakan oleh Al-Qadhi Abdul Jabbar di dalam membahas akidah yaitu : mengedepankan akal dari pada naql, menjadikan akal sebagai dalil, menolak khabar wahid dan memakai dalil dari ta’wil al kalamiy. Sedangkan metode Ibnu Taimiyyah dalam membahas masalah aqidah yaitu mengedepankan naql dari pada akal, menjadikan khabar wahid sebagai dalil , menolak ta’wil al-kalamiy, dan memakai dalil yang bersumber dari Al-Quran dan Hadist Shahih.