Manifestasi Jaring Pengaman Sosial Atasi Masalah Sosial Ekonomi Akibat Covid-19 Pada Masyarakat Kabupaten Sleman
Abstract
Covid-19 yang muncul awal tahun 2020 membawa Indonesia pada situasi pandemi atau darurat kesehatan. Pasalnya virus tersebut membawa dampak kompleks tidak hanya pada sektor kesehatan melainkan juga sosial dan ekonomi. Physical distancing sebagai langkah darurat untuk mengantisipasi angka penularan justru berdampak pada mandegnya aktivitas sosial ekonomi sehingga berdampak pada produktivitas, tingginya angka pemutusan hubungan kerja, penurunan pendapatan, hingga kesejahteraan. Pada level makro menyumbang kondisi defisit sekaligus kemiskinan. Dampak yang kompleks tersebut sejatinya direspon pemerintah dengan membuat jaring pengaman sosial. Menariknya bahwa upaya pembuatan jaring pengaman juga dilakukan oleh masyarakat akar rumput (grass roots). Penelitian ini berupaya mengkaji mengenai jaring pengaman yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat pada masa pandemi. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan melakukan observasi, studi literatur, dan analisis data sekunder dari artikel, portal pemerintah, hingga media online. Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa jaring pengaman sosial untuk mengatasi krisis pasca pandemi tidak hanya diupayakan oleh pemerintah. Komunitas atau masyarakat akar rumput juga secara inisiatif melakukan gerakan spontanitas membantu kelompok rentan yaitu yang terdampak langsung pandemi. Bantuan yang diberikan adalah dengan menyuplai kebutuhan pokok masyarakat, yaitu pangan baik siap konsumsi maupun bahan olahan. Program jaring pengaman yang dilakukan masyarakat lebih bersifat spontanitas karena bersifat filantropi, yaitu menghimpun donasi dari masyarakat lalu menyalurkannya dalam bentuk bahan makanan (sembako) maupun makanan siap konsumsi.