Konservasi Air Di Kabupaten Gunungkidul Provinsi Yogyakarta Untuk Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan

Abstract

Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta merupakan kawasan karst yang hampir setiap tahun mengalami kekeringan cukup parah. Permasalahan kekurangan air di Gunungkidul disebabkan karena sumber airnya sebagian besar berupa sungai bawah tanah, dimana eksplorasinya sulit dan mahal. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-sehari, misalnya untuk dikonsumsi, untuk keperluan rumah tangga maupun untuk pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui variabilitas khususnya trend curah hujan rata-rata harian di kawasan Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan analisis curah hujan yang diperoleh dari 6 (enam) pos hujan selama 10 (sepuluh) tahun. Hasil analisis menunjukkan adanya defisit air untuk kebutuhan air baku pada periode bulan Juni-Oktober (musim kering). Semua stasiun memiliki pola yang mirip, pada bulan Juni sampai Oktober curah hujan cenderung rendah bahkan dalam kurun waktu 3 (tiga) bulan tercatat tidak ada hujan sama sekali. Analisis regresi linier menunjukan pada bulan April sampai Oktober dan pada bulan Desember memiliki kencendrungan curah hujan dengan trend menurun dalam kurun waktu sepuluh tahun (2011-2020). Adapun rekomendasi konservasi sumber daya air yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air baku diantaranya penguatan pengorganisasian masyarakat termasuk menghemat penggunaan air serta mitigasi struktural. Mitigasi structural dengan cara membangun embung dan bangunan penampung air lainnya, pemanenan air hujan dan juga teknologi tepat guna melalui penyulingan air payau menjadi air tawar siap konsumsi.  Gunungkidul Regency, Yogyakarta, is a karst area that experiences severe drought almost every year. The problem of water shortages in Gunungkidul is that most water sources are underground rivers, where exploration is difficult and expensive. Water is essential in everyday life, for example, for consumption, household purposes, and agriculture. This study aimed to determine the variability, especially the trend of daily average rainfall in the Gunungkidul Regency area, using rainfall analysis obtained from 6 (six) rain posts for 10 (ten) years. The analysis results show a water deficit for raw water needs in the period from June to October (dry season). All stations have a similar pattern; from June to October, the rainfall tends to be low, and even within 3 (three) months, there is no rain at all. Linear regression analysis shows that from April to October and in December, there is a tendency for rainfall with a decreasing trend within ten years (2011-2020). The recommendations for water resource conservation to meet raw water needs include strengthening community organization, including saving water use and structural mitigation. Structural mitigation by building reservoirs and other water storage structures, harvesting rainwater, and using appropriate technology by distilling brackish water into fresh water ready for consumption. Key Words: Gunungkidul, Drought, Conservation, Rainfall