PERAN MASYARAKAT MUSLIM KOTA MEMANFAATKAN MEDIA ONLINE UNTUK MENGANTISIPASI RADIKALISME
Abstract
Kecanggihan teknologi informasi melalui media online bermatra dua bagi penggunanya. Satu sisi bermanfaat untuk dinamika hidup sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Di sisi lain, bernilai negatif karena muatannya yang membahayakan kehidupan pengguna dan lingkungannya bila tak disadari. Aspek negatif ini perlu disikapi oleh masyarakat pengguna agar benih-benih radikalisme tertangani dengan baik. Kepedulian menyikapi benih radikalisme dilakukan oleh Republika.co.id, Kompas.com., Tempointeraktif.com., Detik.com, komunitas Online The Revert Muslims Association (RMA). Ada pula gerakan masal anti-hoax. Keberhasilan upaya tersebut perlu dievaluasi untuk perbaikan dan agar tetap lestari dalam upaya menangkal benih radikalisme di dunia online. Pemerintah telah berupaya dengan merevisi UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Pemerintah pun membentuk Badan Siber Nasional (Basinas) bertugas untuk payung yang mengatur koordinasi antara institusi siber yang sudah ada seperti Kementerian Pertahanan dengan Cyber Defence (ancaman siber dari mancanegara), BIN dengan Cyber Intelligence, dan Polri dengan Cyber Security yang memberantas berita hoax (bohong), menghadapi cyber war (perang digital di dunia maya) atau perang antarperetas. Dinamika tersebut sebagai penanda bahwa sisi negatif media online memerlukan kewaspadaan bersama