KOMUNIKASI RISIKO NAHDLATUL ULAMA DALAM MENANGGULANGI PENYEBARAN COVID 19 DI CURUP PADA TAHUN 2020

Abstract

Pandemi Covid 19 atau SARS-COV2 merupakan wabah jenis baru SARS yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia. Covid 19 ditemukan pertama kali di Wuhan Cina pada bulan Desember 2019. Virus ini menyerang saluran pernapasan dan sangat mudah menular. World Health Organization (WHO) menyatakan Covid 19 sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia (KKMMD). Antisipasi dalam menanggulangi penyebaran Covid 19 tidak hanya dilakukan oleh pemerintah saja, semua elemen harus terlibat termasuk masyarakat dan lembaga. Salah satunya lembaga yang berkontribusi adalah Nahdlatul Ulama di Curup Kabupaten Rejang Lebong provinsi Bengkulu. Komunikasi risiko Nahdlatul Ulama sebagai suatu strategi komunikasi dalam menanggulangi penyebaran Covid 19 di Curup. Pada penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif yang menekankan kedalaman secara kualitas data bukan pada kuantitas maka penulis turun langsung untuk meneliti kelapangan untuk mendapat data secara akurat dan menyeluruh terkait komunikasi umat beragama. penentuan subjek menggunakan Snowball sampling dan teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini pertama, komunikasi risiko Nahdlatul Ulama dirancang dalam upaya meminimalisir dampak risiko dari pandemi. Tujuan komunikasi risiko Nahdlatul Ulama adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat, pematuhan protokol kesehatan, menjalin hubungan (kepercayaan, kerja sama), dan menghilangkan kecemasan dari risiko Covid 19. Komunikasi risiko Nahdlatul Ulama dalam menanggulangi penyebaran Covid 19 diantaranya komunikasi persuasif, penggalangan dana, komunikasi melalui media, pembentukan gugus tugas Covid 19, dan penerapan protokol kesehatan. Ketiga, Respon masyarakat yang menggambarkan berupa tindakan maupun perubahan perilaku masyarakat di tengah pandemi sebagai tolak ukur keberhasilan komunikasi Nahdlatul Ulama yang telah dilaksanakan.