IMPROVING STUDENTS’ SPEAKING ABILITY BY USING INTERVIEW TECHNIQUE AT GRADE XI SMA NEGERI 3 PADANGSIDIMPUAN

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah siswa dalam kemampuan berbicara. Tujuan dari penelitian ini adalah: mendeskripsikan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan teknik wawancara di kelas XI SMA Negeri 3 Padangsidimpuan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan teknik wawancara pada kelas XI SMA Negeri 3 Padangsidimpuan. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan menerapkan desain Hopkins yang terdiri dari empat tahap. Itu adalah perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Untuk mengatasi masalah siswa dalam berbicara peneliti menerapkan teknik wawancara. Peneliti menggunakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Apalagi peserta penelitian ini adalah kelas XI IPA-2 (38 siswa) dan ada kolaborasi dengan guru bahasa Inggris. Sedangkan data diturunkan antara tes berbicara, observasi, dan wawancara. Kehamilan siswa di latar belakang masalahnya adalah 68 (5,26%). Skor siswa pada siklus 1 adalah 65,57 (15,78%) dan nilai siswa pada siklus 2 adalah 80,31 (94,73%). Dari nilai rata-rata siswa di latar belakang masalah dan pada siklus 1, tidak menunjukkan perbaikan. Kemudian, peneliti terus menerus melakukan siklus 2. Berdasarkan hasil penelitian pada siklus 1 dan siklus 2, hal tersebut menunjukkan peningkatan nilai mean siswa dan persentase siswa. Jadi, peningkatan kemampuan berbicara siswa dengan menggunakan teknik wawancara sangat baik kategori (sangat tinggi). Masalah siswa dalam aksen sulit diucapkan kata-kata. Permasalahan dalam tatabahasa sulit dilakukan dalam membangun kalimat dan menggunakan kata kerja bantu. Masalah dalam kosa kata sulit dicari kata-kata yang tepat. Soal kelancaran sulit dikelompokkan kata-kata. Masalah dalam pemahaman sulit dalam memahami kata-kata. Soal aksen dipecahkan dengan memotivasi mereka dalam melatih pengucapannya. Permasalahan dalam tatabahasa dipecahkan dengan memberikan penjelasan lebih banyak tentang konteks bahasa dan kata kerja axuliary. Masalah dalam kosakata dipecahkan dengan memberi tip dalam menghafal kosa kata dan memberi kosa kata yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Masalah dalam kelancaran dipecahkan dengan memotivasi mereka dan memberi pengisi dalam pidato mereka. Masalah dalam pemahaman dipecahkan dengan memotivasi mereka untuk menghafal kosakata sehingga bisa mengerti makna kalimat atau pertanyaan.