Manfaat Spiritualitas Terhadap Resiliensi Pada Saat Pandemi

Abstract

World Health Organization (WHO) menekankan pada konsekuensi yang ditimbulkan saat kehidupan yang telah banyak berubah akibat pandemi Covid-19. Survei mengenai kesehatan mental masyarakat menunjukan bahwa sebanyak 63% responden mengalami cemas dan 66% responden mengalami depresi akibat pandemi Covid 19. Gejala cemas utama adalah merasa khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi, kekhawatiran terus menjadi berlebihan, mudah marah, dan sulit rileks. Sementara gejala depresi utama yang muncul adalah gangguan tidur, kurang percaya diri, lelah, tidak bertenaga, dan kehilangan minat. Dibutuhkan penguatan resiliensi pada diri individu untuk terus dapat beradaptasi dengan situasi seperti sekarang ini salah satunya adalah dengan jalan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan serta meningkatkan spiritualitas. Spiritualitas adalah kebangkitan, pencerahan diri dalam mencapai makna hidup dan tujuan hidup. Spiritualitas  kehidupan  adalah  inti  keberadaan  dari  kehidupan. Agama sendiri merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan dan spiritualitas manusia. Menurut pendekatan psikologi agama, derita batin yang dialami oleh seseorang itu terkait dengan tingkat keberagamaan dirinya. Pada dasarnya setiap orang memiliki kekuatan, spirit, yang bisa memulihkan dirinya sendiri dari sebuah permasalahan yang dihadapi. Spirit tersebut bisa berasal dari konsep pemahaman keagamaan yang dimiliki maupun dari pemahaman lainnya. Manfaat spiritualitas bagi resiliensi ditengah pandemi diantaranya adalah untuk mengontrol diri dan kehidupan, mengendalikan masalah, meringankan tekanan jiwa, keluar dari sesuatu yang membelenggu.