K.H.ABDULLAH ISYA DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN ISLAM DI KARANGLEWAS KABUPATEN BANYUMAS
Abstract
Tulisan ini membahas mengenai K.H. Abdullah Isya dan perannya dalam perkembangan Islam di Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas. Penelitian ini mengkaji mengenai peran yang dilakukan dengan tujuan agar bisa menjadi teladan yang baik bagi generasi saat ini serta secara singkat mengulas mengenai biografinya. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiran), dan historiografi (penulisan sejarah).Teori yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teori peranan sosial cukup relevan karena K.H. Abdullah Isya merupakan seorang pemuka agama yang berperan aktif dalam perkembngan Islam di Karanglewas, Kabupaten Banyumas. Dia adalah seorang pribadi yang disegani oleh masyarakat di sekitarnya maupun para pengikut yang lebih luas. Dia tentu mempunyai banyak peranan dilingkungan masyarakat sekitar sesuai dengan posisinya dalam stuktur sosial masyarakat, yaitu sebagai seorang kiai. Dalam hal ini adalah peranan dibidang sosial keagamaan. Pendekatan yang digunakan penulis adalah pendekatan biografis, yaitu pendekatan yang memahami dan mendalami kepribadian tokoh berdasarkan latar belakang lingkungan sosial kultural tempat tokoh itu berdasarkan proses pendidikan yang dilaluinya, serta watak-watak yang berada disekitarnya. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa K.H. Abdullah Isya lahir sekitar tahun 1851 M dari pasangan suami istri Prayawacana. Nama aslinya Darsan setelah menunaikan ibadah haji Darsan berganti nama menjadi Abdullah Isya. Ia merupakan anak terakhir dari sembilan bersaudara yang bernama Singa yasa, Prayadiwangsa, Candrayara, Arsadikrama, Walam, Singadikrama, Dati, Ibrahim. Semasa muda, Darsan sempat mendalami ilmu kanuragan (kadigdayan).Untuk menambah wawasan hidup, beliau mendatangi orang-orang pintar. Sejumlah kiai sepuh pun didatanginya untuk berguru. Mereka antara lain K.H. Raji Mustofa (Pasiraja), K.H. Abbas (Buntet), Kiai Akhyas (Buntet), dan lain-lain. Peran K.H. Abdullah Isya dalam perkembangan Islam di Karanglewas Mendirikan masjid, Masjid Watu asal mulanya adalah sebuah batu besar kemudian dipecah oleh mbah Abdulah Ngisa sampai menjadi sebuah lantai. Pecahan batu ada yang dibuat tiang, dinding dan daun pintu. Dengan ketekunan K.H. Abdullah Isya pecahan pecahan batu itu disusun dan dibuat sebuah rumah ibadah yaitu Masjid watu, yang artinya sebuah bangunan masjid yang dibuat serba batu. Kelebihan pecahan batu sebagian untuk membangun rumah tinggalnya yang tidak jauh dari lokasi. K.H. Abdullah Isya memilih metode ceramah untuk santrinya adalah dengan penyesuaian metode dan kondisi psikis santrinya ia harus mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan kepada santrinya mudah diterima. Dalam hal ini tidaklah cukup dengan santrinya lemah lembut saja. Ia harus pula memikirkan metode-metode yang akan digunakannya, seperti juga memilih waktu yang tetap, materi yang cocok, pendekatan yang baik, efektivitas, penggunaan metode dan sebagainya.