MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS NEGOSIASI MELALUI TEKNIK WAWANCARA IMAJINATIF DENGAN TOKOH IDOLA
Abstract
Berkomunikasi adalah sesuatu yang mutlak diperlukan setiap individu. Dengan berkomunikasi hidup akan mudah. Dengan banyak berkomunikasi, maka sesuatu yang berat akan terasa ringan. Dengan banyak berkomunikasi pula segala kesulitan akan mudah diatasi. Berwawancara adalah bagian dari aktivitas berkomunikasi. Dalam tatanan kehidupan bermasyarakat, wawancara bukanlah barang baru lagi. Secara formal, berwawancara dibutuhkan setiap kali seseorang akan memasuki dunia kerja. Namun secara tidak formal pun berwawancara juga sering dialami manusia. Dengan banyak bertanya kepada lawan bicara, maka akan mudah terjalin hubungan baik. Jadi, jelaslah kalau berwawancara, baik formal dan tidak formal, akan mampu menumbuhkan rasa percaya diri seorang individu. Karena itu pulalah kiranya pemerintah melalui Kemendikbud meletakkan materi pembelajaran teks negosiasi dalam kurikulum Bahasa kelas X SMA. Artinya, siswa memang dipersiapkan untuk banyak berwawancara, sebagai bekal mereka ketika tamat SMA, atau dalam bahasa yang lebih sederhana siswa diajak untuk berlatih berkomunikasi.Atas dasar itulah peneliti mencoba mengembangkan sebuah teknik pembelajaran yang disebut: Meningkatkan kemampuan berwawancara melalui dialog imajinatif dengan tokoh idola siswa. Pembelajaran dengan dialog imajinatif ini dilakukan dengan menghadirkan tokoh yang idolakan siswa dalam imajinasi mereka, sekaligus melakukan dialog secara imajinatif dengan sang idola tersebut. Setelah dicobakan dalam sebuah penelitian tindakan kelas (classroom action research) dalam tiga siklus, maka pembelajaran ini ternyata sangat berhasil. Perolehan nilai rata-rata siswa sangat bagus, yaitu 82,8 pada siklus satu, 81,8 pada siklus dua, dan 85,95 pada siklus ketiga. Karena itu pula, pembelajaran ini sangat baik dan sesuai digunakan di mana saja, tanpa melihat ruang dan waktu, sebab setiap siswa (setiap manusia) pasti memiliki idola tersendiri yang biasanya adalah orang yang dikagumi.