ADAT (TRADISI) SARANA PENDIDIKAN PUBLIK
Abstract
Pendidikan Islam dapat diterima dan dirasakan oleh masyarakat luas melalui beberapa metode. Diantaranya adalah tidak bersinggungan apalagi melecehkan kondisi masyarakat yang sudah ada. Salah satunya dengan menggunakan adat (tradisi) dari sini terdapatlah sebuah penghargaan serta rasa hormat terhadap orang lain (meng orangkan orang dalam bahasa Jawa). Dalam hal ini yang terpenting subtansi aktifitas Islam tetap utuh dan eksis hanya cara serta mekanisme yang diadaptasikan dengan situasi dan kondisi saat itu. Adat sebenarnya dapat diaplikasikan selama tidak bertentangan dengan ajaran Syar’i. Dengan aktivitas tradisi tahlil dapat digunakan sebagai Bela Sungkawa sebagaimana anjuran ajaran Islam, termasuk haul yang merupakan kematian tahunan guna mengingat dan menteladani yang telah mati sebagai upaya persiapan masa depan yang lebih baik hal ini sebagai ungkapan syukur serta tawakkal kepada Ilahi Robbi bukan untuk mengkultus individu kepada orang mati.