Lafaz Ru’ya dan Hulm dalam Al-Qur’an

Abstract

The problem of dreams in Islam has a very special position. This is because dreams are one of the ways that Allah chose to convey revelation to His prophets through the dreams of the prophets. There are two kinds of dreams that humans often experience, namely good dreams (ru'ya) which is believed to be the bearer of good news and bad dreams (ḥulm) known as bearers of bad news. The author will examine in detail the interpretation of the words ru'ya and ulm in the Qur'an and the context of ru'ya and ulm in the Qur'an. In this study, the author uses library research, namely by collecting data and reviewing library materials. In addition, the author also uses the mauḍu'i method. As a result, the writer finds that the position between the two words above, namely ru'ya and ulm, has its own differences. The difference can be seen in terms of the usefulness of lafaẓ ru'ya which is used to express good and true dreams that come from God, while ulm is often used to convey nightmares or dreams that come from the devil. From the results of this study, it can be concluded that in the Qur'an the word that means dream is nature, while the word ulm is defined as the age of puberty. Permasalahan mimpi dalam Islam mempunyai kedudukan yang sangat istimewa. Hal ini disebabkan mimpi merupakan salah satu jalan yang Allah pilih untuk menyampaikan wahyu kepada nabi-Nya melalui mimpi para nabi. Mimpi yang sering dialami manusia ada dua macam, yaitu mimpi baik (ru’ya) yang dipercaya sebagai pembawa berita baik dan mimpi buruk (ḥulm) dikenal dengan pembawa kabar buruk. Penulis akan mengkaji secara rinci mengenai penafsiran kata ru’ya dan ḥulm di dalam al-Qur’an serta konteks ru’ya dan ḥulm dalam al-Qur’an. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian library research, yakni dengan mengumpulkan data dan menelaah bahan-bahan kepustakaan. Selain itu penulis juga menggunakan metode mauḍu’i. Hasilnya penulis dapatkan bahwa kedudukan antara kedua lafaẓ di atas yaitu ru’ya dan ḥulm memiliki perbedaan tersendiri. Perbedaan itu terlihat dari segi kegunaan lafaẓ ru’ya yang digunakan dalam menyatakan mimpi baik dan benar yang berasal dari Allah, sedangkan ḥulm sering digunakan dalam menyampaikan mimpi buruk atau mimpi yang berasal dari setan. Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwasanya dalam al-Qur’an kata yang bermakna mimpi yaitu aḥlam, sedangkan kata ḥulm  diartikan sebagai usia baligh.