Model Pengembangan Kurikulum Prototipe Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas Rendah

Abstract

The curriculum development model is a model used in developing a curriculum where curriculum development aims to improve or perfect a curriculum that is made to be developed by itself either from the central government, local government or schools. In the learning process, various problems arise, especially for elementary level students where students are easily bored, lack of concentration on learning activities. Descriptive qualitative research methods with case study techniques in this journal article the author uses. The need for teacher innovation in developing an independent curriculum model to overcome these problems because the teacher is the main milestone in education and the creativity of the teacher is needed in teaching, especially in the subjects of Islamic Religious Education at the basic level. The results show that the curriculum development model applied at SD Integral Luqman al-Hakim Surabaya approaches the model formulated by Hilda Taba through the stages of curriculum development by analyzing or diagnosing existing needs, both student needs, community and government expectations. The second stage is to formulate, determine goals. The third stage is the development of curriculum structure and content. Then the fourth stage is implementing or implementing, monitoring, and the fifth stage is evaluating and developing evaluation and improvement tools with the concept of Tauhid-Based Integral Education (PIBT) [Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan dalam mengembangkan kurikulum dimana pengembangan kurikulum bertujuan guna memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah. Proses pembelajaran pada umumnya muncul berbagai permasalahan khususnya bagi peserta didik tingkat dasar dimana peserta didik mudah bosan, kurangnya konsentrasi terhadap aktivitas pembelajaran. Metode Penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik studi kasus dalam artikel jurnal ini penulis gunakan. Perlunya inovasi guru dalam mengembangkan model kurikulum merdeka untuk mengatasi permasalahan tersebut sebab guru merupakan tonggak utama dalam pendidikan dan diperlukan daya kreatifitas guru dalam mengajar utamanya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tingkat dasar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pengembangan kurikulum yang diterapkan di SD Integral Luqman al-Hakim Surabaya mendekati model yang diformulasikan oleh Hilda Taba melalui tahapan-tahapan pengembangan kurikulum dengan melakukan analisis atau diagnosis kebutuhan-kebutuhan yang ada baik kebutuhan siswa, masyarakat dan harapan pemerintah. Tahap kedua dengan merumuskan, menentukan tujuan. Tahapan ketiga pengembangan struktur dan muatan kurikulum. Selanjutnya tahap keempat menerapkan atau mengimplementasi, memonitoring, dan tahapan kelima mengevaluasi dan pengembangan alat evaluasi dan perbaikan dengan konsep Pendidikan Integral Berbasis Tauhid (PIBT)]