Resistensi Paham Radikalisme Berbasis Pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah

Abstract

This study tries to focus on the resistance movement of Islamic primary education to the radicalism movement in elementary schools. The reason is, many findings explain that many radicalism movements are included in basic Islamic educational institutions. The process of infiltration was sour, including through religious activities by taking speakers from outside, it turned out that the lecturers were affiliated with radical groups, alumni networks, infiltration through teaching materials, and so on. Currently, many basic Islamic institutions are aware of this, so they carry out various activities or programs to carry out resistance or resistance such as those carried out by elementary schools. This study uses a qualitative approach with a naturalistic inquiry paradigm. By examining a qualitative approach, this research produces descriptive data in the form of written or spoken words from people and observable behavior, where the research emphasizes natural settings and holistically meaningful individual actions. The results showed two core findings according to focus. First, broadly speaking, elementary schools out a resistance movement against radicalism by basing its understanding on the concept of Islam rahmatan lil alamin. The second is the open implementation of the resistance movement by applying the Islamic concept of rahmatan lil alamin in the curriculum which emphasizes socio-religious habituation and how students live in a multicultural social environment. This courage in openness is driven by the support factor of the largest religious organization in Indonesia, namely Nahdlotul Ulama (NU) as an affiliate. [Penelitian ini mencoba untuk memfokuskan pada gerakan resistensi pendidikan dasar sekolah dasar Islam terhadap gerakan radikalisme di sekolah dasar. Pasalnya, banyak temuan yang menjelaskan bahwa gerakan radikalisme banyak masuk di lembaga pendidikan Islam dasar. Proses infiltrasi bermacam-masam, diantaranya meluli kegiatan keagamaan dengan mengambil penceramah dari luar, ternyata penceramahnya berafiliasi dengan kelompok radikal, jaringan alumni, infiltrasi melalui bahan ajar, dan lain sebagainya. Saat ini, banyak lembaga Islam dasar menyedari hal tersebut, sehingga melakukan berbagai kegiatan atau program untuk melakukan resistensi atau perlawanan seperti yang dilakukan oleh pendidikan dasar sekolah dasar Islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma naturalistic inquiry. Dengan telaah pendekatan kualitatif, penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, dimana penelitian ditekankan pada seting alami dan tindakan individu yang bermakna secara holistik. Hasil penelitian menunjukkan dua inti temuan sesuai fokus. Pertama, secara garis besar, SDI Miftahul Huda melakukan gerakan resistensi terhadap paham radikalisme dengan mendasarkan pemahaman pada konsep Islam rahmatan lil alamin. Kedua implementasi gerakan resistensi secara terbuka dengan menerapkan konsep Islam rahmatan lil alamin dalam kurikulum yang menekankan pembiasaan sosio-religius dan bagaimana peserta didik hidup di lingkungan sosial yang multikultural. Keberanian dalam keterbukaan ini didorong adanya faktor dukungan organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yaitu Nahdlotul Ulama (NU) sebagai afiliasinya]