Anregurutta H.M. As’ad dan Genealogi Studi Islam Asia Tenggara di Tanah Bugis Abad 20
Abstract
Abstract[English]: This paper describes the mediation of religion as seen in the important role of the As'adiyah pesantren. This paper used descriptive research method (descriptive research) obtained from the results of qualitative data processing through library data collection (library research), with an interdisciplinary approach method. The analysis was using a critical analytical method with descriptive aspects, namely content analysis using deductive, inductive and comparative analysis techniques on a number of theories, especially in producing scholarship and cadre of scholars in Southeast Asia in the 20th century in Bugis cultural and contextual setting. -Makassar South Sulawesi. This papere explains that in the 20th century there has been an intellectual dynamic that culminated in the formation of the Bugis ulama network of the 20th century. This intellectual network of scholars has a link with the source of scientific authority in Makkah-Medinah which was formed at the beginning of the 20th century. The scientific link between Bugis scholars, especially Gurutta HM As'ad (1907) with K.H. Hasyim Asyari (1871), Anwar Musaddad (Garut, 1903), Zain Mun'im (Probolinggo, 1906), Zainuddin Abdul Madjid (Sumbawa, 1908), Ali Maksum (Rembang, 1915). This proves that Gurutta H.M. As'ad was one of the links of the archipelago scientific network which contributed to the birth of 20th century Muslim intellectuals in the Bugis-Makassar Land of South Sulawesi.Abstrak[Indonesia]: Paper ini menjelaskan tentang mediatisasi agama sebagaimana tampak dalam peran penting pesantren As’adiyah. Paper ini menggunakan metode descriptive research (penelitian deskriptif) yang diperoleh dari hasil pengolahan data secara kualitatif melalui pengumpulan data secara kepustakaan (library research), dengan metode pendekatan antar disipliner. Sedang analisis dilakukan menggunakan metode analitis kritis dengan aspek deskripsi, yakni analisis isi (content analysis) dengan menggunakan tehnik analisis deduktif, induktif dan komparatif terhadap sejumlah teori, Khususnya dalam memproduksi keilmuan dan pengkaderan ulama di Asia Tenggara abad ke 20 dalam latar budaya dan konteks Bugis-Makassar Sulawesi Selatan. Artikel ini menjelaskan bahwa pada abad 20 telah terjadi dinamika intelektual yang mengerucut pada terbentuk jaringan ulama Bugis abad ke 20. Jaringan intelektual ulama tersebut mempunyai mata rantai dengan sumber otoritas keilmuan di Makkah-Medinah yang terbentuk pada awal abad ke 20. Network keilmuan inilah yang mempertemukan mata rantai keilmuan antara ulama Bugis, khususnya Gurutta H.M. As’ad (1907) dengan K.H. Hasyim Asyari (1871), Anwar Musaddad (Garut, 1903), Zain Mun’im (Probolinggo, 1906), Zainuddin Abdul Madjid (Sumbawa, 1908), Ali Maksum (Rembang, 1915). Hal tersebut membuktikan bahwa Gurutta H.M. As’ad merupakan salah satu link jaringan keilmuan Nusantara yang turut melahirkan intelektual muslim abad ke 20 di Tanah Bugis-Makassar Sulawesi Selatan.