Hidup sebagai LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender): Pandangan Masyarakat Indonesia Terkait Fenomena LGBT dan Peran Konselor Multikultural
Abstract
Komunitas LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender) masih dianggap tabu oleh sebagian masyarakat Indonesia, dan hingga sampai saat ini masih menuai pro dan kontra. Di Indonesia komunitas LGBT masih banyak yang diperlakukan tidak adil, dipandang sebelah mata, dikucilkan, bahkan di bully. Hal semacam ini dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia beragama atau memiliki kepercayaan dan secara adat pun masih melekat di negara ini. Berbeda ketika berbicara diwilayah luar negeri yang memiliki kebebasan bahkan menjunjung tinggi HAM (Hak Asasi Manusia). Ada beberapa penyebab munculnya perilaku homoseksual ini, seperti: genetik, traumatik, dll. Selain itu dalam bidang bimbingan dan konseling yang memiliki tugas utama membantu segala bentuk permasalahan dan bekerja dengan berbagai jenis klien salah satunya komunitas LGBT. Konselor Indonesia masih memiliki steriotipe negatif ketika bekerja dengan klien, hal ini dikarenakan adat yang mereka miliki lebih kuat dari kompetensi profesional yang ada. Ada banyak penelitian yang sudah dilakukan terkait tentang teknik, kompetensi dan isu tentang LGBT yang bisa digunakan konselor untuk membantu menangani permasalahan komunitas LGBT.