REVITALISASI PENGELOAAN DAYA TARIK WISATA SPIRITUAL PURA PONJOK BATU BERBASIS CHSE DI DESA PACUNG, KECAMATAN TEJAKULA, KABUPATEN BULELENG
Abstract
Pengelolaan Pura Ponjok Batu sebagai daya tarik wisata sepiritual masih mengandalkan pengempon yang ada di areal Pura tersebut serta potensi wisata yang ada belum ditata secara optimal seperti sejarah pura, keberadaan mata airnya, informasi pasang surut air laut, toilet, ruang ganti, akses bagi penderita orang cacat serta fasilitas kesehatan bagi wisatawan. Dengan adanya kondisi pandemi Covid-19 maka dibutuhkan penerapan protokol kesehatan yang berbasis CHSE (Cleanliness, Healty, Safety and Environment Sustainability) di Pura Ponjok Batu. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu rancangan kualitatif. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dan random sampling. Analisis data dan penyajian hasil analisis data menggunakan tahap reduksi data, tahap penyajian data, tahap kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi daya Tarik wisata Pura Ponjok batu yaitu wisata spiritual, wisat selfi, wisata tirta, wisata kuliner, wisata agro. Langkah-langkah yang dilakukan pengelola dalam menerapkan pengelolaan Pura Ponjok Batu sebagai daya tarik wisata yaitu menerapkan protokol kesehatan dan destinasi berstandar pada era new normal. Penerapan CHSE di Pura Ponjok Batu dalam pengelolaan daya tarik wisata dinilai potensial dalam mendorong terwujudnya pariwisata berkelanjutan dengan berpedoman pada Panduan pelaksanaan kebersihan, Kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan di daya tarik wisata dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.