Modernisasi Pertunjukan di Hindia Belanda: Komedie Stamboel Grup Miss Riboet’s Orion dan Dardanella, 1925-1935
Abstract
Komedie Stamboel is one of the popular shows found in the Dutch East Indies during the transition between the late 19th century and early 20th century. Komedie Stamboel is a kind of mixed art by some Islamic, local, and Western cultures that intertwined and created a new form of show. The Islamic culture can nicely blend with the local and Europe cultures. In terms of Komedie sourced by the word of French and Stamboel. These terms were taken by the name of the capital city of the middle east Islamic country. The story repertoire and costume of the show also relate to the legendary Islamic cultural heritage of the nuances of the thousand and one night's story. This show continuously grew in the early 20th century and showed significant transformation. There were many fans from all European societies, China, and the Indigenous. Miss Riboet's Orion and Dardanella were the Stamboel group that had succeeded in bringing modern change to the Komedie Stamboel show. In the 1930s, both groups had ruled the show's world and achieved success in the Dutch East Indies and other countries. This study examines further how the transformation and modernization of the Stamboel show have made this show more popular. This study uses a sociological approach and historical methods that go through the stages of heuristics, criticism, interpretation, and historiography. The results of this study illustrate that Komedie Stamboel achieved its highest popularity due to the transformation and modernization carried out by the pioneers who developed the Stamboel show, namely Miss Riboet's Orion and Dardanella. So that even in the 1930s, during the economic crisis, the two Stamboel groups drew the public's great interest. Penelitian Komedie Stamboel adalah seni pertunjukan populer di Hindia-Belanda pada masa peralihan antara akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Pertunjukan ini merupakan bentuk seni hibrid (campuran) dimana budaya Islam, lokal, dan budaya Barat saling berkelindan dan menciptakan sebuah bentuk pertunjukan baru. Budaya Islam berbaur apik dengan budaya lokal dan Eropa. Seperti istilah Komedie yang berasal dari Perancis dan Stamboel yang diambil dari nama ibukota negara Islam Timur Tengah. Repertoar cerita dan kostum pertunjukan juga sangat erat dengan peninggalan budaya Islam yang melegenda yakni nuansa kisah seribu satu malam. Pada awal abad ke-20 pertunjukan ini terus berkembang dan mengalami transformasi yang signifikan. Peminatnya semakin banyak dan bahkan memiliki penggemar dari semua lapisan masyarakat baik Eropa, China, maupun Pribumi. Miss Riboet’s Orion dan Dardanella merupakan rombongan stambul yang berhasil membawa perubahan modern pada pertunjukan Komedie Stamboel. Pada tahun 1930-an kedua grup ini mampu merajai dunia pertunjukan dan mencapai kesuksesan tidak hanya seantero Hindia-Belanda, tetapi juga meraih kesuksesan di berbagai negara lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti lebih jauh mengenai bagaimana transformasi dan modernisasi dari pertunjukan Stamboel sehingga membawa pertunjukan ini semakin populer. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi serta metode historis yang melalui tahap heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Hasil dari penelitian ini memberi gambaran bahwa Komedie Stamboel mampu mencapai kepopularitasan tertingginya karena transformasi dan modernisasi yang dilakukan oleh para pionir yang mengembangkan pertunjukan stambul yakni Miss Riboet’s Orion dan Dardanella. Sehingga pada tahun 1930-an di masa krisis ekonomi pun, kedua grup Stamboel justeru menyedot animo besar masyarakat.