TAFSIRAN KIAI PESANTREN TERHADAP BAIT-BAIT ALFIYAH IBN MALIK DAN TRANSFORMASI NILAI MORAL SANTRI: Kajian Intertekstualitas dan Analisis Wacana Kritis

Abstract

One of the most phenomenal grammatical books in Indonesian pesantren is Kitab Alfiyah Ibn Malik. The book was arranged in the form of poetry, which consists of 1002 poems. This book is studied with rote methods. Many santri are able to memorize a thousand poems. Uniquely, many kiai who often make that poem as a proposition of other sciences such as fiqh, tasawuf, and morals. This study focuses on the phenomenon of interpretation of the grammatical poems among Arab scholars and Islamic scholars in Indonesia. Besides this study also observes patterns and mechanisms interpreting Alfiyah poems as a linguistic study and constructing moral values santri in boarding school. This study used intertextual method and critical discourse analysis. The data are analyzed by Norman Fairlough’s content analysis and critical discourse. This study found that the book Alfiyah Ibn Malik taught in the boarding school not only memorized by the students but also interpreted by the kiai to the philosophical meaning. The interpretation of the kiai on Alfiyah's poems is very broadly encompassing religious values i.e. honesty, discipline, hard work, independence, creativity, democracy, homeland love, social concern, and responsibility. Salah satu buku gramatikal yang sangat fenomenal di pesantren Indonesia adalah kitab Alfiyah Ibn Malik. Kitab ini disusun dalam bentuk syair, yang terdiri dari 1002 sajak. Di pesantren Indonesia, kitab ini dikaji dengan motode hafalan. Banyak para santri yang mampu menghafal seribu sajak itu. Uniknya, banyak para kiai yang seringkali menjadikan sajak-sajak itu sebagai dalil dari ilmu-ilmu lain seperti fiqh, tasawuf, dan akhlak. Kajian ini mengamati fenomena tafsiran sajak-sajak gramatikal itu di kalangan ulama Arab dan kiai pesantren di Indonesia. Selain itu kajian ini juga mengamati pola dan mekanisme menafsirkan sajak-sajak Alfiyah sebagai kajian kebahasaan dan penanaman nilai-nilai moral santri di pondok pesantren. Metode yang digunakan meliputi metode intertekstual dan analisis wacana kritis. Adapun teknik analisis data yang yang digunakan adalah content analysis (analisis isi) dan analsis wacana (critical discourse) Norman Fairlough. Dari hasil peneltian ini ditemukan bahwa kitab Alfiyah Ibnu Malik yang diajarkan di pondok pesantren tidak hanya dihapal oleh para santri tapi juga ditafsirkan oleh para kiai kepada makna filosofis. Penafsiran para kiai atas sajak-sajak Alfiyah ini sangat luas mencakup nilai-nilai agama, kejujuran, kedisiplinan, kerja keras, kemandirian, kreativitas, demokrasi, cinta tanah air, kepedulian sosial dan tanggung jawab.