Kurban Bagi Orang Toraja Dan Kurban Dalam Alkitab
Abstract
Abstract: The author raises this title departs from concerns about the problems that occur in the life of the Toraja people, especially regarding the culture of mantunu. Outside criticism emphasizes the abuse of motivation in rituals, which results in large-scale slaughter of animals. Another impact is the increasing gambling in the tedong silaga arena (buffalo fighter) which is carried out before a series of Rambu Solo’ ceremonies are held. The author then reviews theologically-sociologically to answer this problem. After the authors conducted the research, the saroan group sociologically is one of the causes of the slaughter of largescale animals today, with various motivations in them. Even if the cause is covered or wrapped in the value of respect for parents. But in reality these values have begun to be displaced by social motivations, such as the demands of saroan, to maintain a good name, as an identity of wealth, and as a cultural habit for the Toraja people. Based on theological observations, the truth is that your mantunu is not against the Christian faith, as long as your family is not motivated by things that do not respect or obey God. Abstrak: Penulis mengangkat judul ini berangkat dari keprihatinan terhadap masalah yang terjadi dalam kehidupan orang Toraja, khususnya menyangkut budaya mantunu. Berbagai kritik dari luar menegaskan mengenai penyelewengan motivasi dalam ritual tersebut, yang mengakibatkan penyembelihan hewan yang berskala besar. Dampak lainnya ialah semakin meningkatnya perjudian di arena tedong silaga (kerbau petarung) yang dilakukan sebelum serangkaian upacara Rambu Solo’ dilaksanakan. Penulis kemudian meninjau secara teologis-sosiologis guna menjawab permasalahan ini. Setelah penulis melakukan penelitian, secara sosiologis kelompok saroan merupakan salah-satu penyebab penyembelihan hewan bersakala besar saat ini, dengan berbagai motivasi di dalamnya. Sekalipun penyebab tersebut ditutupi atau dibungkus dalam nilai penghormatan terhadap orang tua. Tetapi pada kenyataannya nilai tersebut mulai tergeserkan oleh motivasi-motivasi sosial, seperti tuntutan saroan, untuk mempertahankan nama baik, sebagai identitas kekayaan, dan sebagai adat kebudayaan bagi orang Toraja. Berdasarkan peninjauan teologis, maka sesungguhnya mantunu tidaklah bertentangan dengan iman Kristen, sejauh keluarga yang mantunu tidak dimotivasi oleh hal-hal yang tidak menghormati atau mentaati Allah.