Kepercayaan Kepada Debata Tiga Batu Tungku Sebagai Pola Kepercayaan Untuk Lebih Memahami Ajaran Allah Tritunggal Yang Kontekstual Di Mamasa

Abstract

The author understands that the Debata Tiga Batu Tungku belief system in the To Salu tribe in Mamasa can be an interesting instrument (which the authors call "bridges") for understanding the system of teaching or doctrine of the Triune God in Christianity. The author is very sure that Debata Tiga Batu Tungku is a symbol of the presence of the same God in Christianity for the Mamasa context. First, the author examines the Debata Tiga Batu Tungku belief system and its meaning for the life of the To Salu tribe in Mamasa. Second, the writer traces the responses of the evangelists who were present and brought the teachings of the Triune God in that context. Third, analyze the Debata Tiga Furnace teaching system with the perspective of relevant theologians. The research method in this paper is qualitative. The author collects the data needed through the study of literature relating to the doctrine of the Triune God, contextual theology and so forth. Hold in-depth observations accompanied by interviews with native people. The author finds an understanding of the contextual, natural God from the perspective of the Debata Tiga Batu Tungku doctrine system. God's attributes in the Bible are clearly illustrated through the analysis of the intended doctrine system. AbstrakPenulis memahami bahwa sistem kepercayaan Debata Tiga Batu Tungku pada suku To Salu di Mamasa dapat menjadi instrumen yang menarik (yang penulis sebut "jembatan") untuk memahami sistem pengajaran atau doktrin Dewa Tritunggal dalam agama Kristen. Penulis sangat yakin bahwa Debata Tiga Batu Tungku adalah simbol kehadiran Tuhan yang sama dalam agama Kristen untuk konteks Mamasa. Pertama, penulis meneliti sistem kepercayaan Debata Tiga Batu Tungku dan artinya bagi kehidupan suku To Salu di Mamasa. Kedua, penulis menelusuri tanggapan para penginjil yang hadir dan membawa ajaran-ajaran Allah Tritunggal dalam konteks itu. Ketiga, menganalisis sistem pengajaran Debata Tiga Tungku dengan perspektif para teolog yang relevan. Metode penelitian dalam tulisan ini adalah kualitatif. Penulis mengumpulkan data yang dibutuhkan melalui kajian literatur yang berkaitan dengan doktrin Allah Tritunggal, teologi kontekstual dan lain sebagainya.  Mengadakan observasi mendalam disertai wawancara dengan pihak pribumi. Penulis menemukan pemahaman tentang Allah Tritunggal yang kontekstual dan alami dari sudut pandang sistem doktrin Debata Tiga Batu Tungku. Atribut Allah dalam Alkitab dengan jelas diilustrasikan melalui analisis sistem doktrin yang dimaksud.