GAMBARAN NILAI HEMATOKRIT PASIEN TUBERCULOSIS YANG MENDAPAT PENGOBATAN OBAT ANTI TUBERCULOSIS (OAT) DI PUSKESMAS RAYA PEMATANGSIANTAR

Abstract

Tuberculosis merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis. Penularan terjadi melalui batuk atau bersin, bateri tersebar di udara dalam bentuk droplet nuclei. Penggunaan OAT pada penderita TB berdasarkan lama konsumsi OAT dapat menyebabkan penurunan nilai hematokrit yang diakibatkan efek samping dari obat yaitu terjadinya anemia dan trombositopenia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran nilai hematokrit pada penderita TB yang mendapat pengobatan OAT di Puskesmas Raya Pematangsiantar. Sampel penelitian ini berjumlah 30 orang yang diambil secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil pemeriksaan yang mendapat pengobatan OAT akhir bulan ke II sebanyak 24 orang (80%) yang diamana hasil pemeriksaan menunjukan bahwa nilai hematokrit rendah sebanyak 15 orang (62,5%), dan normal sebanyak 9 orang (37,5%) menunjukan nilai hematokritnya rendah. Pada pemeriksaan pasien yang mendapat pengobatan akhir bulan ke VI sebanyak 6 orang (20%) menunjukan hasil pemeriksaan dengan nilai hematokrit rendah sebanyak 6 orang (100%). Dari rendahnya nilai hematokrit yang terdapat pada penderita TB pengobatan akhir bulan ke II dan ke VI ini disebabkan efek samping dari OAT yang dikonsumsi, usia, jenis kelamin serta kekebalan tubuh dalam melawan bakteri yang menyerang sel-sel darah sehingga terjadi penurunan nilai dari hematokrit. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dari 30 penderita TB yang mendapat pengobatan OAT akhir bulan ke II dan ke VI, jumlah penderita dengan nilai hematokrit rendah lebih banyak dibandingkan dengan nilai hematokrit yang normal. Oleh karena itu disarankan kepada masyarakat agar dapat mengikuti prosedur pengobatan yang telah dianjurkan terkhusus pada penderita TB