Politik Identitas: Peran Politik Etnis Tionghoa dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Palembang Tahun 2018

Abstract

Penelitian ini membahas peranana etnis Tionghoa yang berada di kota Palembang dalam pemilihan walikota dan wakil wlikota tahun 2018 yang tergabung dalam organisasi PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Orgsnisasi PITI tidak seperti organisasi  lainya yang menyatakan dukungan secara langsung dan terbuka dalam mendukung salah satu pasangan colon. Dapat dikatakan bahwa organisai PITI yang berada di kota Palembang namapaknya kurang teralu membuka terhadap kegiatan politik atau tergolong tertutup. Karena dari segi jumlah PITI tidak memiliki banyak anggota seperti organisasi masyarakat lainya.   Adapun rumusan masalah pada penelitian ini, yaitu: Pertama, Bagaimana partisipasi politik etnis Tionghoa dalam pemilihan walikota dan wakil walikota Palembang tahun 2018. Kedua, Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi etnis Tionghoa dalam pemilihan walikota dan wakil walikota Palembang tahun 2018.   Metode dalam penelitian ini termasuk metode kualitatif deskriftif dan menggunakan teknik pengumpulan data melalui wawancara langsung dengan narasumber sebagai sumber primer. Selain itu, sebagai sumber sekunder informasi diperoleh melalui buku, jural, dan tulisan-tulisan ilmiah terdahulu. Adapun wawancara dilakukan dengan wakil ketua umum, bendahara, dan anggota PITI kota Palembang. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa paartisipasi politik oraganisasi PITI dalam pemilihan walikota dan wakil walikota Palembang tahun 2018 bersikap netral terhadap pilihan politiknya. Namun, netral yang dimaksud ialah secara organisasi PITI tidak mengajak anggotanya memilih salah satu kandidat calon dari keempat pasangan calon, akan tetapi anggota bebas untuk menentukan pilihannya dan mempengaruhi teman-temannya asalkan tidak dalam kegiatan resmi organisasi PITI. Selanjutnya adapun faktor yang mempengaruhi partisipasi politik PITI ialah kurang terbukanya terhadap pasangan calon ataupun tim sukses calon, sehingga PITI dapat dikatakan masih bersika malu-malu bahkan cendrung tertutup dalam kegiatan pemilihan tersebut.