Rateb Siribee: Spiritualitas dan Solidaritas Religius Masyarakat Pedesaan Aceh

Abstract

During this time zikr Majelis is identical to the urban society that has individualist life as well as heavy life pressures. Zikr became a need to treat the spiritual crisis in an urban society. This is different from the rural society in Labuhan Haji which is the people majority work as farmers and fishermen but exists Majelis Zikr named Rateb Siribee. This study aims to discuss the background of Majelis Zikr, the procession, the reason for people to join in Zikr Majelis Rateb Siribee. The results of this research show that the Majelis Zikr Rateb Siribee exists based on the anxiety of Abuya Amran Wali related to a lack of public interest in religion. Currently, Majelis Zikr  Rateb Siribee growing when the peoples feel its benefits both in terms of spiritual and in terms of solidarity. This is done with efforts such as holding Rateb Siribee every week, inviting people from other villages or districts. To hold Rateb Siribee on Islamic Day, in the House of Sorrow, the house between the congregation, the mosque to the Pesantren. Thus, Majelis Zikr increasing the value of the spiritual, the serenity of life, and the caring for others   Abstrak Selama ini majelis zikir identik dengan masyarakat perkotaan yang memiliki kehidupan individualis serta tekanan hidup yang berat. Zikir sudah menjadi kebutuhan masyarakat untuk mengobati krisis kebatinan (spiritual) dalam hiruk pikuk perkotaan. Hal tersebut berbeda dengan masyarakat pedesaan di Labuhan haji yang mayoritas pekerjaan masyarakatnya petani dan nelayan, tetapi eksis sebuah majelis zikir yang diberi nama Rateb Siribee (Zikir Seribu). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kemunculan, prosesi zikir, penyebab ketertarikan masyarakat bergabung dalam Rateb Siribee. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdirinya Rateb Siribee di dasari pada kegelisahan Abuya Amran Wali terkait  kurangnya minat masyarakat terhadap agama. Saat ini, Rateb Siribee diminati setelah jamaah merasakan manfaatnya baik dari segi spiritual maupun dari segi solidaritas. Hal tersebut dilakukan dengan upaya-upaya seperti mengadakan Rateb Siribee setiap minggu, mengundang jamaah antar Desa, Kecamatan dan Kabupaten, sering melakukan pengajian rutin di balai desa. Mengadakan Rateb Siribee di hari besar Islam, di rumah duka, rumah antar sesama jamaah, masjid hingga pesantren. Sehingga meningkatkan nilai kebatinan, ketenangan hidup, serta kepedulian terhadap sesama semakin terjalin kuat.