Pengetahuan dan Sistem Pengelolaan Pertambangan Minyak Rakyat di Gampong Alue Dua Aceh Timur

Abstract

This article discusses the knowledge of community oil miners in the People's Mining in Alue Dua Village, Rantau Peureulak District, East Aceh Regency. The author collects data using participatory observation, in-depth interviews and corroborates it by studying literature. The results showed that the knowledge of miners in Gampong Alue Dua was formed along with the history of the emergence of mining in Peureulak, especially when the oil companies entered to take samples of land as proof that the Peureulak area has the potential to contain oil, and also because of self-taught learning. For miners, there are 4 special signs in identifying land that has the potential to contain oil: 1) the land selected for drilling that is close to and is still in the same lane as the Dutch heritage lake. 2) The distance between the land which is the drilling position and the Dutch heritage lake is about 100-150 meters. 3) Selection of old wells or Dutch heritage ponds with the category of no longer active. 4) Get back to the miners' technicians at work. Abstrak Artikel ini membahas tentang pengetahuan penambang minyak rakyat yang ada di Pertambangan Rakyat di Gampong Alue Dua, Kecamatan Rantau Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Penulis mengumpulkan data dengan cara observasi partisipasi, wawancara mendalam dan menguatkannya dengan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan penambang di Gampong Alue Dua terbentuk seiring sejarah kemunculan pertambangan di Peureulak, terutama saat masuknya perusahaan minyak untuk mengambil sempel tanah sebagai pembuktian bahwa daerah Peureulak berpotensial mengandung minyak, dan juga karena faktor belajar secara otodidak. Bagi para penambang, terdapat 4 tanda khusus dalam mengenali lahan yang berpotensial mengandung minyak: 1) lahan yang dipilih untuk melakukan pengeboran adalah lahan yang dekat dan masih satu jalur dengan telaga peninggalan Belanda. 2) Jarak lahan yang menjadi posisi pengeboran dengan telaga peninggalan Belanda sekitar 100-150 meter. 3) Pemilihan sumur tua atau telaga peninggalan Belanda dengan kategori sudah tidak aktif lagi. 4) Kembali pada teknisi para penambang dalam bekerja.