Konsep Karamah dalam Masyarakat Islam (Konstruksi dan Implikasi Sosial Keagamaan Kewalian Abu Ibrahim Woyla di Aceh)
Abstract
This study aims to describe the construction and socio-religious implications of Abu Ibrahim Woyla in Aceh. The method used is qualitative with data collection through interviews and literature studies relevant to the research objectives. The results showed that the Acehnese acknowledged the existence of waliyullah in Islam, and they believe that Abu Ibrahim Woyla is a scholar close to Allah, so he has reached the "Waliyullah". The community's belief was driven by several extraordinary events in Abu Ibrahim Woyla, so Acehnese believed that these advantages were a spiritual value gift bestowed on him by Allah. People believe that the karamah on Abu Ibrahim Woyla is a sign of his guardianship. Abu Ibrahim Woyla never directly invited others to follow him. However, there are not a few people who want to follow in his footsteps to be able to stay Istiqomah close to Allah and His messenger. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konstruksi dan implikasi sosial keagamaan Abu Ibrahim Woyla di Aceh. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi pustaka yang relevan dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Aceh mengakui adanya waliyullah dalam Islam, dan mereka meyakini bahwa Abu Ibrahim Woyla adalah seorang ulama yang dekat dengan Allah, sehingga telah mencapai “Waliyullah”. Keyakinan masyarakat tersebut didorong oleh beberapa kejadian luar biasa dalam diri Abu Ibrahim Woyla, sehingga masyarakat Aceh percaya bahwa kelebihan tersebut merupakan anugerah nilai spiritual yang dianugerahkan Allah kepadanya. Orang-orang percaya bahwa karomah pada Abu Ibrahim Woyla adalah tanda perwaliannya. Abu Ibrahim Woyla tidak pernah secara langsung mengajak orang lain untuk mengikutinya. Namun, tidak sedikit orang yang ingin mengikuti jejaknya untuk bisa tetap Istiqomah dekat dengan Allah dan Rasul-Nya.