Optimisme Nabi Zakaria dan Maryam dalam Menghadapi Ujian Menurut Al-Qur’an

Abstract

Optimism is the behaviour of someone who tends to think positively. Optimism and not giving up on Allah's favours are characteristics of people who believe. Everyone must face a difficult phase in his life. When faced with a problem, humans tend to worry too much about overcoming the problem, so that in the end, many choose the short path in the wrong way through the process of abusing faith or being trapped in heretical teachings. However, the Qur'an is presented in our lives to be a guide in living our daily lives. Therefore, in this study, examples of optimism in the Qur'an are shown to be used as lessons in life, namely the story of the Prophet Zakaria and Maryam, where these two stories have similarities. The formulation of the problem in this study is the attitude of optimism and the process they face. The type of research used is qualitative research using the maudhû'i (thematic) method. The result of this study is that they faced trials that were very hard, but they managed to get through with optimistic attitudes, namely, not giving up hope, having good thoughts, and not stopping to rely on hope and praying to Him. Optimisme merupakan perilaku seseorang yang cenderung kepada pemikiran yang positif. Sifat optimisme dan tidak berputus asa pada nikmat Allah merupakan ciri-ciri orang yang beriman. Setiap orang pasti menghadapi fase sulit dalam hidupnya. Ketika dihadapkan pada sebuah masalah manusia cenderung terlalu khawatir secara berlebihan dalam hal mengatasi permasalahan tersebut, sehingga pada akhirnya banyak yang memilih jalan singkat dengan cara yang salah melalui proses penyalahgunaan akidah ataupun terjebak dalam ajaran sesat. Walau bagaimanapun, Al-Qur’an dihadirkan dalam hidup kita bertujuan untuk menjadi petunjuk dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini ditampilkan contoh-contoh sifat optimisme dalam Al-Qur’an untuk dijadikan pembelajaran dalam hidup, yaitu kisah Nabi Zakaria dan Siti Maryam dimana  kedua kisah ini memiliki persamaan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana sikap optimisme dan proses yang dihadapi oleh keduanya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode maudhû’i (tematik). Hasil penelitian adalah kedua hamba menghadapi ujian begitu berat, namun mereka berhasil melaluinya dengan sikap-sikap optimis yaitu tidak berputus asa, bersangka baik, dan tidak berhenti dari bergantung harap serta berdoa kepada-Nya.