Hubungan antara Religiusitas dan Persepsi terhadap Kesehatan dengan Kebahagiaan pada Pria yang Menikah di Usia Dewasa Awal
Abstract
Happiness is the condition and ability of a person to feel positive emotions from the past, in the present, and for the future. Factors that influence happiness are money, marriage, social life, negative emotions, age, health, education, climate, race, gender, and religiosity. The purpose of this study was to find out whether there was a relationship between religiosity and perceptions of health and happiness in men who married in early adulthood. The data analysis used in this study is a multiple linear regression analysis showing an F value of 4.58> 3.18 (Table F). The results of this study indicate the relationship between religiosity and perceptions of health and happiness in men who married in early adulthood. The finding of 0.15 in the Summary R Square Model table means that religiosity and perceptions of health have an effect of 15% on happiness, while 85% are influenced by other factors. [Kebahagiaan adalah kondisi dan kemampuan seseorang untuk merasakan emosi positif di masa lalu, masa depan dan masa sekarang. Faktor-fsaktor yang mempengaruhi kebahagiaan adalah uang, perkawinan, kehidupan soisal, emosi negatif, usia, kesehatan, pendidikan, iklim, ras, dan jenis kelamin, religiusitas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara religiusitas dan persepsi terhadap kesehatan dengan kebahagiaan pada pria yang menikah di usia dewasa awal. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier ganda menunjukkan nilai F sebesar 4,58>3,18 (F Tabel), hasil penelitian ini menunjukkan terhadap hubungan antara religiusitas dan persepsi terhadap kesehatan dengan kebahagiaan pada pria yang menikah di usia dewasa awal. Dalam tabel Model Summary R Square sebesar 0,15, artinya religiusitas dan persepsi terhadap kesehatan memberikan pengaruh sebesar 15% terhadap kebahagiaan, sedangkan 85% dipengaruhi dari faktor lain.]