Eksistensi Pesantren Salaf di Tengah Arus Modernisasi

Abstract

Pesantren Salaf is one of the traditional institutions that was born from the culture of Nusantara. Their educational systems do not experience significant changes from the ancient times to this modern era. They even maintained the Salafiyah system that tends to be conservative. Therefore, this study aims to find out the factors that make Pesantren Salaf persist with their traditional systems in the midst of this modern era, and to understand what efforts they need to struggle with to face the challenges. This is a qualitative research using a case study approach. Based on the data analysis results, conclusions are obtained regarding the survival of the Pesantren Salaf, which is caused by several factors: 1) the roles that are in accordance with the socio-cultural conditions of the community. 2) The existence of kiai figures who are devout, pious, and have deep religious knowledge so that they have their own charisma sustained. 3) The ability to generate quality alumni in mastering the yellow book (kitab kuning) that recognized as true, due to the curriculum used. In addition to the survival factors of Pesantren Salaf, this research also studies about the efforts of Pesantren Salaf in facing modernization. [Pesantren salaf merupakan salah satu lembaga tradisional yang lahir dari budaya Nusantara. Sistem pendidikan yang diselenggarakan tidak mengalami perubahan secara signifikan dari zaman dahulu hingga di era modern ini, bahkan tetap mempertahankan sistem salafiyah yang cenderung konservatif. Maka dari itu dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menjadikan pesantren salaf tetap bertahan dengan sistem tradisionalnya di tengah era modern ini, dan juga untuk mengetahui bagaimana upaya yang dilakukan untuk menghadapi tantangan di era modern ini. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh kesimpulan terkait kebertahanan pesantren salaf, yaitu di sebabkan beberapa faktor: 1) Memiliki peran yang sesuai dengan keadaan sosio-kultiral masyarakat. 2) Keberadaan sosok kiai yang ‘alim dan memiliki pengetahun agama yang mendalam, serta memiliki kepribadian yang saleh sehingga menjadikan lestarinya karisma kiai. 3) Menghasilkan alumni yang berkualitas dalam penguasaan kitab kuning yang diakui kebenarannya, hal ini disebabkan kurikulum yang digunakan. Selain faktor kebertahanan pesantren salaf, juga terdapat upaya pesantren salaf dalam menghadapi modernisasi.]