Menggali Sosiologi Agama versi Sapen: Refleksi Lokalitas Menjawab Pesan Globalisasi

Abstract

Ilmu pengetahuan, demikian kritik post-modernisme atas modernisme, ternyata tidaklah selalu bisa dipegang sebagai sebuah produk atau cara melihat realitas dengan obyektif atau apa adanya. Ilmu pengatahuan dan obyektifitas dalam masa akhir modernitas menjadi bahan perbincangan dan banyak yang mempertanyakan apakah ilmu pengetahuan itu benar-benar obyektif sebagaimana yang diyakini banyak fihak. Dengan kata lain, obyektif itu belum tentu obyektif dalam arti yang sebenarnya. Ilmu dan pengetahuan yang dikembangkan manusia modern itu sangat terkait erat dengan ideologi yang menggalinya. Ilmu sangat dipengaruhi oleh konteks dimana ia di lahirkan. Kritik ala Foucaultian, yang tentu dimotori oleh Michael Foucault dan para penerusnya, terhadap berkembangnya pengetahuan modern adalah pada pengamatan jelinya bahwa kontrol kekuasaan terhadap pengetahuan selalu menyertai sejarah pengetahuan manusia.