MUHAMMAD AS SEAL OF THE PROPHETS: THE QUESTION OF IDEOLOGY IN MAJORITY MUSLIM, AHMADIYA MUSLIM, AND WESTERN READINGS OF SEAL

Abstract

Setiap bacaan mempunyai apa yang Jürgen Habermas telah sampaikan secara filosofis, yaitu ”human interest”, sebagai pembentuk ideologi di dalam bacaan. Berdasarkan itu, maka tulisan ini berusaha menelusuri ideologi yang ada di setiap bacaan melalui cara-cara penafsiran “khatam nabiyyin,” yang memunculkan konflik antara penganut Ahmadiya dengan Muslim arus utama. Untuk melakukannya, penelitian ini memakai-padukan tiga metodologi: fenomenologi, komparatif, dan kritikal. Dengan menggunakan metode kombinasi tersebut, peneliti mendapati bahwa tidak ada bacaan yang bebas dari ideologi, dan karena itu tidak ada penafsir yang bebas darinya. Fungsi ideologi adalah melakukan strukturasi cara menafsirkan Muhammad sebagai “Seal” (khatam) dari para nabi, dan cara bertindak sesuai dengan ideologi dari tafsiran itu. Kata kunci: Human interest, ideologi, tafsir, produksi makna, respon pembaca. Each reading contains what Jürgen Habermas has philosophically addressed, namely “human interest,” as to construct ideology of the text, although it might have been denied. Therefore, the present paper attempts to unmask its presence and show how it works through means of interpretation “khatam nabiyyin” (“nabiyyin seal”), which led to a conflict between the Ahmadiyya and Muslim mainstream. To pursue this task, present research incorporate and combine three methodologies: phenomenology methodology, comparative methodology, and critical methodology. By applying the combined methodology, I have in this research found that there is no reading can claim itself as free of ideology, and no readers are free of it. Its function is to structure way of interpreting what Muhammad as Seal of the Prophets means and act accordingly. Key words: Human interest, ideology, exegesis, meaning-production, reader’s response.