KEHIDUPAN KEAGAMAAN DAN PANDANGAN MASYARAKAT PESISIR DESA PULAU PANJANG SERANG BANTEN TERHADAP TRADISI LOKAL SEDEKAH LAUT
Abstract
Tulisan ini menyajikan hasil penelitian tentang tradisi lokal “sedekah laut” dan kehidupan keagamaan pada masyarakat pesisir Desa Pulau Panjang, Kecamatan Puloampel Kabupaten Serang Banten. Secara khusus penelitian ini difokuskan untuk menganalisis tradisi lokal yang dilakukan oleh masyarakat pesisir Desa Pulau Panjang, seperti tradisi “sedekah laut” yang masih dilakukan oleh sebagian komunitas nelayan di beberapa wilayah pesisir pulau Jawa. Selain itu, penelitian ini juga ingin melihat pemahaman dan tradisi keagamaan masyarakat pesisir Desa Pulau Panjang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara, pengamatan, dan studi dokumen. Tahap Penelitian ini berlangsung dari bulan Mei-Agustus 2017. Di antara temuan penting penelitian ini adalah bahwa tradisi “sedekah laut” atau tradisi memotong kerbau lalu kepalanya dijadikan sesajen dan dibuang ke tengah laut, tidak pernah dilakukan oleh masyarakat nelayan di Desa Pulau Panjang, karena sejak awal mereka memadang bahwa tradisi tersebut tidak ada petunjuknya dalam Islam. Pemahaman mereka tersebut dipengaruhi oleh ajaran agama yang disampaikan oleh ulama, ustadz dan para mubaligh melalui pendidikan pondok pesantren, madrasah maupun melalui taklim, pengajian, dan bimbingan keagamaan lainnya. Sedangkan tradisi keagamaan yang diamalkan oleh masyarakat pesisir Desa Pulau Panjang adalah amalan Nahdhiyin. Hal ini terlihat dari ritual ibadah yang mereka lakukan, seperti; yasinan, tahlilan, qunut ketika shalat subuh, khutbah Jumat berbahasa arab dan shalat taraweh 20 rakaat.