KONVERSI DAN DISKRIMINASI TERHADAP MUALAF DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY)

Abstract

Abstrak Kebebasan memeluk agama dan beribadah yang telah dijamin dalam konstitusi nampaknya mengalami kesulitan ketika berada pada ranah implementasi. Tindakan diskriminasi dan intolerensi tidak jarang mereka dapatkan, baik dari keluarga inti, lingkungan pertemanan, tempat kerja, dan lingkungan sosial mereka. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui akar terjadinya perbedaan perlakuan (diskriminasi) terhadap para mualaf baik ketika sebelum sampai pasca konversi agama. Serta bentuk-bentuk atau pola perilaku diskriminasi yang dilakukan oleh struktur di dalam masyarakat terhadap para mualaf. Pendekatan adalah pendekatan kualitatif dengan tipe penelitian studi kasus intrinsik. Penentuan partisipan purposive sampling. Data dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Analisis data secara interaltif mengacu kepada tahapan yang dijelaskan Miles dan Huberman: (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. Berdasarkan hasil penelitian (1) latar belakang menjadi mualaf secara individual yang dialami oleh para informan yaitu kekosongan rohani, mempertanyakan eksistensi Tuhan dan ketidakyakinan pada agama terdahulu, (2) respons dari keluarga yang memunculkan konflik berupa pertentangan, penolakan secara keras, penolakan secara halus dengan tujuan mengajak kembali ke agama asal, dan dikucilkan, (3) adanya diskriminasi dari lingkungan sosial atau komunitas masyarakat, berupa perubahan sikap ramah kemudian berubah menjadi menjauhi.