Pemikiran Hisab Rukyah Klasik

Abstract

Abstraksi Pemikiran keislaman di Indonesia pada umumnya merupakan hasil jaringan ulama dengan ulama-ulama di Arab Saudi (Haramain) tidak terkecuali pemikiran hisab rukyah di Indonesia. Sebagaimana pemikiran hisab rukyah Mas Manshur al-Betawi yang mana menurut lacakan sejarah merupakan hasil berguru dengan Syekh Abdurahman al-Misra yang masih menggunakan prinsip Geosentris dalam teori Ptolomeus. Oleh karena teori tersebut ditumbangkan oleh prinsip baru Heliosentris yang sudah teruji kebenarannya secara ilmiah, kiranya wajar manakala pemikiran hisab rukyah Mas Manshur  yang masih berprinsip Geosentris, hasil hisabnya hanya dikategorikan hisab hakiki taqribi. Dan ini ternyata juga diakui secara gentlemnent oleh Mas Manshur sendiri dalam kitab Sulammun Nayyirain. Namun demikian, sampai sekarang sistem hisabnya masih banyak digunakan dasar penetapan awal bulan Qamariyah oleh sebagaian masyarakat muslim Indonesia, di antaranya yayasan al-Khairiyah al-Manshuriyah Jakarta dan Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri Jawa Timur.        Abstract Islamic thought in Indonesia in general is the result of scholars network with the scholars in Saudi Arabia (Haramain) is no exception with hisab rukyah thinking in Indonesia. As the thinking of hisab rukyah Mas Mansur al-Betawi which by the history tracing as the outcome studied with Sheikh Abdurahman al-Misra who still use the principle of the Ptolemaic geocentric. Therefore, the theory Heliocentric subverted by a new principle that has been verified scientifically, it is natural when thinking hisab rukyah Mas Mansur still principled geocentric, the results of hisab is only categorized  as the ultimate taqribi hisab. And it is also recognized gentlemnent by Mas Mansur himself in the book of Sulammun Nayyirain. However, until now hisab system is still widely used basis for determining the beginning of the month in Qamariyah by the Indonesian Muslim community, including foundations al-Khairiyah al-Manshuriyah Jakarta and Pondok Pesantren Ploso Mojo Kediri, East Java.     Keywords: hisab, rukyah, hijriyah.