Kebahagiaan Ibu Tunggal Sebelum dan Sesudah Perpisahan dengan Suami
Abstract
Abstraksi Kebahagiaan yang dirasakan dalam perkawinan disebabkan oleh banyak factor, seperti model keterpasangan/pola relasi antara suami-isteri, yang juga melibatkan masalah keterlekatan terhadap pasangan, di samping factor ekonomi. Masalah Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT) dan adanya orang ketiga, bisa merusak harmonisnya sebuah perkawinan, merupakan penyebab terjadinya perpisahan, selain perpisahan sebab meninggal dunia. Pada umumnya, pada rumah tangga yang sebelumnya harmonis, ketika terjadi perpisahan, akan menyebabkan kesedihan bagi isteri yang sekarang menjadi ibu tunggal. Sementara pada rumah tangga yang tidak harmonis dan kemudian bercerai, bukan hanya kesedihan yang dialami ibu tunggal, namun juga trauma. Kebahagiaan ibu tunggal adalah ketika ia bisa keluar dari traumanya dan memfokuskan kehidupannya untuk masa depan anak-anaknya pasca perpisahan dengan suami. Abstract Perceived happiness in marriage is caused by many factors, such as the model of couple/pattern of relations between husband and wife, which also involves a problem of bonding against the couple, beside the economic factors. The problem of domestic violence and a third person could be a damage of the marriage harmony, it is the cause of the breakup, in addition to separation because of the partner is pass away. In general, households that previously in harmony, but when a separation occurs, it will cause grief for the wife who is now a single mother. While households that are not in harmony and then divorced, not only the grief experienced by single mothers, but also trauma. Happiness for single mother is when they can get out of the trauma and give their focus for the future of their children after separation with the husband.