Meneropong Perilaku Keberagamaan Masyarakat Pesisir Tuban

Abstract

Islam manifests not only at the level of universal doctrine but also reflects on the form of localized action. Normatively Islam will continue to exist because of the flexibility of its Shariah is able to respond to social development. Since the beginning, the process of Islamization in the coast of Tuban is very accommodating to the wisdom of local traditions /cultures. Cultural acculturation can be seen from the traces of da’wah pattern run by Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) by utilizing arts to attract public sympathy. Thus the text relation to the reality including the custom (Urf /tradition) is dialectical dialogic. Islam mewujud bukan hanya pada tataran doktrin universal namun juga merefleksi pada wujud tindakan yang bernuansa lokal. Secara normatif Islam akan terus eksis karena kelenturan syariatnya yang mampu merespon perkembangan sosial. Sejak awal proses Islamisasi di pesisir Tuban memang sangat akomodatif terhadap kearifan tradisi /budaya lokal. Akulturasi kebudayaan tersebut dapat dilihat dari jejak pola dakwah yang dijalankan oleh Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) dengan memanfaatkan wahana kesenian guna menarik  simpati masyarakat. Dengan demikian relasi teks dengan realitas termasuk didalamnya kebiasaan (Urf /Tradisi) bersifat dialogis dialektis