MANAJEMEN DAKWAH MUHAMMAD IBN ABD AL-WAHHAB (KAJIAN SOSIO-HISTORIS)
Abstract
Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab memilih perbaikan aqidah sebagai sasaran awal perjuangan dakwahnya. Ia tidak memulai perjuangannya de-ngan perbaikan politik atau sosial dan ekonomi masyarakat. Karena aqidah masyarakat Nejed khususnya pada saat itu telah rusak, paham animisme pun masih mempengaruhi keyakinan umat. Mereka kembali ke masa Jahi-liyah, sehingga di samping beribadah kepada Allah, mereka juga mengerjakan perbuatan-perbuatan keberhalaan, berziarah ke sebatang kurma, batu tertentu, dan sebagainya yang diyakini mempunyai kekuatan gaib. Di samping itu mayoritas muslim Nejed telah dipengaruhi oleh kepercayaan sekte Syi’ah yang terlalu mengagung-agungkan orang-orang soleh, sehingga keluar dari batas penghormatan sebagaimana yang diajarkan Rasulullah s.a.w.Persoalan aqidah merupakan hal yang pokok. Ia berkeyakinan bahwa jika aqidah masyarakat itu baik dan bersih, maka segi-segi kehidupan lainnya akan menjadi baik, karena aqidah adalah ruh kehidupan keagamaan yang sekaligus ruh kehidupan dunia. Untuk mewujudkan tujuan perjuangan dakwahnya, Muhammad ibn ‘Abd al-Wahhab menempuh cara dakwah: dakwah bil lisan, bil hal dan bil qolam. Kata Kunci: Manajemen Dakwah, Muhammad Ibn Abd al-Wahhab