Pendidikan Inklusif Berbasis Kearifan Lokal dalam Praktik Sosial di Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo Jawa Timur

Abstract

Pesantren dan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) tentang barakah merupakan hasil dari pemikiran dan tindakan sosial kiai sebagai entitas yang tidak terpisahkan. Penelitian ini bertujuan untuk memaknai peran kiai mengenai nilai-nilai kearifan lokal Pesantren Zainul Hasan Genggong dalam membangun pendidikan inklusif, melalui teori praktik sosial Pierre Bourdieu mengenai tindakan sosial, antara (Habitus x Modal) + Ranah = Praktik. Dalam teori praktik sosial, internalisasi nilai dimaksud dimaknai sebagai modal sosial (social capital) bagi pesantren dalam membangun pendidikan Islam inklusif. Karena itu, pendidikan Islam inklusif pada hakikatnya merupakan ekspresi holistik dari pergulatan dan benturan nilai-nilai kearifan lokal di pondok pesantren sesuai dengan sosial budaya masyarakat dan identitas kebangsaan. Pendidikan Islam inklusif sejatinya merupakan transformasi dari nilai-nilai kearifan lokal pesantren berupa barakah yang bersumber pada Al-Qur’an dan Al-Hadits sebagai keyakinan dan nilai dasar (core belief, core values) dengan mengedepankan sikap saling menghormati terhadap perbedaan dan memelihara keselarasan hidup yang bertumpu pada sistem nilai sosial tersebut, sebagai referensi utama sekaligus main controller atas mind-set pendidikan Islam masa depan dengan menempatkan nilai-nilai ketuhanan (tauhid) sebagai posisi puncak, sehinggamenjadi rahmatan lil'alamin dan terciptanya perdamaian dunia. Kata kunci: Pendidikan inklusif, berbasis kearifan lokal (local wisdom)