Strategi Adaptasi Minoritas Muslim Dengan Budaya Lokal di Wilayah Suku Tengger Kabupaten Pasuruan

Abstract

Masyarakat suku tengger  yang bermukim di kaki gunung Bromo dengan segala distingsinya mampu menyita perhatian dari berbagai pihak, baik dari kalangan pribumi atau bahkan luar negeri. Hal ini tidak lepas dari budaya lokal masyarakat tengger yang tetap bertahan dan berkembang dengan warna-warni budaya sebagai identitas kepribadian mereka. Ragam upacara adat atau budaya lokal yang berkembang di wilayah suku Tengger sering kali menimbulkan dilema bagi minoritas muslim yang hidup di daerah ini. Apakah tradisi-tradisi ini membawa kepada kesyirikan karena menyajikan sesajen pada roh para leluhur yang artinya mempercayai adanya kekuasaan selain Allah. Selain itu juga pada pelaksanaanya lebih banyak menggunakan unsur budaya Hindu Mahayana. Maka disinilah minoritas Muslim diharuskan bersikap selektif dan berpengetahuan luas. Minoritas Muslim harus benar-benar melihat dengan jeli sisi lain dari budaya yang ada dari berbagai perspektif Islam, bersikap cerdas dalam melihat situasi kondisi masyarakat yang berbudaya sehingga tidak mudah menyalahkan atau menganggap sesuatu bernilai negatif, seperti penilaian terhadap suatu budaya itu adalah bid’ah.