Dzikir Manaqib: Moderasi Islam di Tengah Masyarakat Multikultural
Abstract
Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keanegaraman baik aspek budaya, agama, suku, bahasa yang bangsa ini miliki. Bangsa ini, bangsa yang besar yang memiliki kekuatan di masyarakatnya. Kekuatan itu salah satunya masyarakatnya yang multikultural. Dari multikultural ini, model perubahan pola hidup sebagian besar masyarakat, akibat nistapa psikologi, kekeringan karakter, spiritual dan problematika hidup yang terus meresahkan mereka. Dzikir semakin di minati sebagai kebutuhan dasar dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat, baik itu aspek materiaistik dan bahkan hedonisme. Di tanah air, fenomena kebangkitan dzikir manâqib juga terlihat semarak, hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa sejumlah even dzikir manâqib dan tabligh yang di gelar diberbagai tempat selalu di banjiri ratusan bahkan ribuan umat dari berbagai bahasa, agama, kelas, status sosial, daerah dan kalangan. Kehadiran moderasi Islam diharapkan dapat memberikan solusi dengan karakter atau prinsip-prinsip cara beragama yang ditawarkan menjadi solusi. Moderasi Islam tidak berarti bahwa posisi netral yang abu-au sebagaimana yang sering dialamatkan kepada term tersebut, tidak juga berarti bahwa moderasi Islam diidentikan dengan paradigma Barat yang cenderung memperjuangkan bahkan membuka kebebasan yang kebablasan. Akan tetapi moderasi Islam yang dimaksud adalah nilai-nilai universal seperti keadilan, persamaan, kerahmatan, keseimbangan yang dimiliki oleh agama Islam yang memiliki akar sejarah yang kuat dalam tradisi Nabi dan Sahabat. Moderasi Islam seperti itu kemudian dapat dijumpai dalam setiap disiplin keilmuan Islam, mulai dari perspektif aqidah Islam, pemikiran Islam dan moderat tasawuf.