Wujud Ketergantungan Manusia pada Tuhan dalam Novel Kambing dan Hujan Karya Mahfud Ikhwan: Kajian Profetik Sastra
Abstract
Abstract: This paper tries to examine the prophetic ethics of literature contained in the novel Goat and Rain by Mahfud Ikhwan. The prophetic ethics of literature itself is divided into three, namely humanization, liberation, and transcendence. Prophetic ethics that will be discussed in this paper is one aspect of transcendent prophetic ethics, namely the recognition of human dependence on God. Manifestations of human dependence on God have two parts, namely (1) piety and (2) trust. These two parts form the basis of the study of the Kambing dan Hujan novel. This novel is a novel that tells the story of a couple who wants to get married but is constrained by permission from their parents. These constraints arise because each parent has different religious principles, one is a member of the Nahdlatul Ulama, while the other is a Muhammadiyah congregation. Keywords: dependence, human, God, prophetic, Kambing dan Hujan Abstrak: Tulisan ini mencoba untuk menelaah etika profetik sastra yang terdapat dalam novel Kambing dan Hujan karya Mahfud Ikhwan. Etika profetik sastra sendiri dibagi menjadi tiga, yakni humanisasi, liberasi, dan transendensi. Etika profetik yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah salah satu aspek etika profetik transendensi, yakni pengakuan ketergantungan manusia pada Tuhan. Wujud pengakuan ketergantungan manusia pada Tuhan memiliki dua bagian, yakni (1) takwa dan (2) tawakal. Kedua bagian ini menjadi dasar telaah novel Kambing dan Hujan. Novel ini merupakan novel yang berkisah tentang sepasang kekasih yang ingin menikah, namun terkendala izin dari orang tua masing-masing. Kendala tersebut muncul karena masing-masing orang tua memiliki perbedaan prinsip keagamaan, satu merupakan warga Nahdlatul Ulama, sedang satunya adalah jamaah Muhammadiyah. Kata Kunci: ketergantungan, manusia, Tuhan, profetik, Kambing dan Hujan