Pola Moderasi Agama dalam Wayang Santri

Abstract

Wayang Santri di Kabupaten Tegal tidak saja sebagai entitas pertunjukan budaya yang menghibur. Ia juga berperan penting sebagai instrument moderasi agama. Wayang Santri kerap tampil dengan materi agama untuk merespon persoalan kekinian dengan sudut pandang yang khas pesantren dan berbahasa ngapak. Persoalan social, politik, dan keagamaan diteropong dengan sudut pandang local berbasis kajian santri yang berkarakter lunak. Para penonton yang penulis sebut sebagai ???komunitas santri??? adalah mereka yang oleh Ki Enthus Susmono diajak untuk terus menjaga kearifan local dalam beragama dan bermasyarakat dalam setiap pertunjukan wayang santri maupun pengajian yang dihadiri Ki Enthus. Karena bagi Ki Enthus Susmono santri bukanlah mereka yang belajar di Pesantren, tapi mereka yang mau terus belajar, mengintrospeksi diri, terus membenahi diri, membebaskan penderitaan orang lain dan bermanfaat bagi sesama. Di tengah maraknya arus radikalisme agama, Wayang Santri mampu menahan laju radikalisme melalui jalur pertahanan kultural, membuat masyarakat percaya diri untuk beragama dengan tetap menghidupkan kearifan local dalam beragama dan menghindari konflik horizontal atas nama agama.