PENERAPAN PENGHAFALAN AL-QUR’AN UNTUK ANAK USIA DINI (STUDI KASUS PADA ORANG TUA YANG BERSTATUS SEBAGAI ANGGOTA JAMAAH TABLIGH KOTA BANJARMASIN)

Abstract

Penghafalan al-Qur’an dinilai sangat baik secara kognitif dan menambahkankemampuan intelektual, bahasa sekaligus agama dan moral. Selain itu, al-Qur’anmerupakan kitab suci umat Islam dan merupakan sumber dasar bagi segala ilmu.Penghafalan al-Qur’an dinilai tidak menyalahi fitrah anak namun orang tua harusmemperhatikan kemampuan anak. Maka orang tua harus merancang penerapanpenghafalan al-Qur’an sedemikian rupa agar menarik dan memicu semangat anak tanpaadanya paksaan. Para orang tua yang berstatus anggota Jamaah Tabligh dinilai berhasildalam penerapan penghafalan al-Qur’an untuk anak usia dini. Maka keberhasilan itu lahyang perlu untuk diketahui sehingga orang tua lainnya dapat menerapkannya pula. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan penghafalan al-Qur’an untukanak usia dini oleh orang tua yang berstatus sebagai anggota Jamaah Tabligh danmengetahui motivasi orang tua dalam penghafalan al-Qur’an anak. Jenis penelitian yaitupenelitian lapangan (field research) dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Sebanyak 3anak berusia 4-8 tahun dan 3 orang tua yang berstatus sebagai anggota Jamaah Tablighwilayah Banjarmasin yang menjadi subjek penelitian. Teknik pengumpulan data dilakukandengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pengolahan dan analisis datadilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi). Hasil penelitian dapat diketahui bahwa orang tua menerapkan penghafalan alQur’anberdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini yaitu dimulai dari perencanaan, pelaksanaandan evaluasi. Sedangkan motivasi orang tua dalam penghafalan al-Qur’an dilakukandengan mensuasanakan anak dengan lingkungan baik lingkungan di dalam rumah maupunlingkungan di luar rumah. Artinya yang mempengaruhi semangat dan hal yang memotivasianak bersifat ekstrinsik. Sejalan pula dengan teori dua faktor yaitu faktor hygiene dimanamotivasi anak dipengaruhi oleh kondisi organisasi atau kondisi lingkungan.