Penyuluhan Kesehatan Tentang Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) Pada Remaja

Abstract

Remaja dan dewasa muda usia (15-24 tahun) hanya merupakan 25% dari keseluruhan populasi yang aktif berhubungan seksual namun mewakili hampir 50% kasus baru IMS. Usia muda dan remaja merupakan individu yang paling beresiko untuk tertular PMS karena usia muda, remaja lebih mudah terpengaruh secara tidak proporsional. Indonesia merupakan Negara urutan ke-lima paling beresiko IMS di Asia, Total kasus IMS yang ditangani pada tahun 2018 adalah 140.803 kasus dari 430 layanan IMS. Jumlah kasus IMS terbanyak adalah di tubuh vagina (klinis) 20.962 dan servicitis/procitis (lab) 33.205 kasus. Dari perkiraan CDC yaitu 20 juta kasus infeksi baru per tahun, separuh di antaranya ialah orang muda berusia 15-24 tahun. Data dari UNFPA dan WHO menyebutkan 1 dari 20 remaja tertular IMS setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan masih tingginya kejadian IMS di kalangan remaja. Sehingga perlu di lakukan Tindakan atau intervensi Kesehatan masyarakat melalui pemberian penyuluhan Kesehatan. Bentuk kegiatan pengabdian masyarakat dilakukan dengan pemberian penyuluhan Kesehatan tentang penyakit infeksi menular seksual (IMS) sebagai sarana pemberian informasi kepada remaja. Kegiatan dilakukan pada remaja di SMK Megarezky Makassar. Hasil pengabdian masyarakat di peroleh bahwa mayoritas pengetahuan remaja adalah kurang sebanyak 28 orang (80%) sebelum dilakukan penyuluhan dan mayoritas pengetahuan remaja adalah baik sebanyak 31 orang (89%) setelah di berikan penyuluhan. Kesimpulan menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan remaja setelah di berikan penyuluhan dibandingkan sebelum dilakukan penyuluhan.